Logo

Barukoto Terlantar, Pedagang Tolak Berjualan di Bangunan yang Direnovasi

BENGKULU – Iskandar (42) salah satu pemilik warung di pasar Barukoto ini sudah berjualan selama 15 tahun sejak tahun 2007. Pasar yang dulunya ramai, kini menjadi sepi.

Ia mengatakan dulunya pasar Barokoto merupakan tempat berlabuhnya angkutan umum dan merupakan pusat kota. Namun, dikarenakan penertiban kendaraan angkutan umum. Pasar Barukoto berangsur sepi, hingga membuat beberapa toko harus tutup.

Dan lagi kondisi pasar yang tidak memiliki penerangan dan beberapa bangunan dengan atap yang sudah lepas, serta daun-daun yang berserak.

“Perbaikan ada di atas, sebelum covid tapi gak ada digunakan,” kata Iskandar pada Bengkulunews.co.id, Selasa (31/05/22) siang.

Sebelumnya pemerintah telah menginformasikan bahwa para pedagang dapat berjualan di atas, bagian gedung yang sudah direnovasi. Namun Iskandar mengatakan, banyak pedagang yang tidak mau pindah.

“Mana ada orang mau pindah ke atas, siapa yang mau pindah di atas. Jualan di bawah saja sepi, apa lagi pindah di atas susah, orang yang jual makanan juga bawa kuah pangsit jadi susah,” jelasnya.

Para pedagang juga hanya bisa bergantung satu sama lain, Ia mengatakan saat ini mereka hanya mengandalkan pedagang yang banyak pembelinya.

“Kalau untuk pangsit ini kan rame, kalau ini tidak ada lagi, udah sepi. Semua mati, warung mati, parkir mati,” tutur Iskandar.

Penghasilan jualannya hanya cukup untuk makan dan kebutuhan sejari-hari saja, untuk mengharapkan penghasilan yang lebih dari jualannya di Barukoto sangat sulit.

Belum lagi wacana pemerintah yang akan mengubah pasar tersebut menjadi kantor walikota, membuat para pedagang gusar. Menurutnya pemerintah boleh saja memiliki wacana tersebut, namun meminta agar memikirkan nasib para pedagang yang ada.

“Boleh saja ya pemerintah membangun, tapi minta disiapin tempat untuk para pedagang. Minta pemerintah perhatikanlahkan pasar ini,” demikian Iskandar.