

BENGKULU – Pedagang kolang-kaling di Pasar Tradisional Panorama Bengkulu mengeluhkan penurunan omzet yang cukup signifikan pada Ramadan 1446 Hijriah ini. Penurunan tersebut terjadi jika dibandingkan dengan pendapatan yang mereka peroleh pada Ramadan tahun lalu, yang jauh lebih menguntungkan.
Salah satu pedagang, Ahmad, mengatakan bahwa selama Ramadan tahun ini, ia merasa kesulitan dalam memperoleh keuntungan yang setara dengan tahun sebelumnya. Menurut Ahmad, omzet penjualannya kali ini sangat jauh berkurang.
“Tahun ini di bulan Ramadan, saya hanya bisa mendapatkan sekitar Rp300.000 hingga Rp400.000 per hari. Padahal, tahun lalu saya bisa mendapatkan omzet hingga Rp1 juta per hari,” kata Ahmad, Sabtu (15/03/2025).
Menurut Ahmad, ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan tersebut. Salah satunya adalah minat beli masyarakat yang menurun, yang diduga akibat cuaca buruk yang melanda beberapa waktu terakhir. Selain itu, terbatasnya pasokan stok juga menjadi faktor penghambat.
“Kami sekarang harus mencari pasokan kolang-kaling dari luar daerah, dan terkadang pasokan baru sampai setelah satu minggu,” jelas Ahmad.
Kondisi ini membuat pasokan menjadi tidak stabil, sehingga para pedagang kesulitan memenuhi permintaan dari konsumen.
Ahmad juga menjelaskan bahwa dirinya berjualan sejak pagi hingga sore untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Harga kolang-kaling yang ia jual saat ini dipatok sekitar Rp15.000 per kilogram. Sedangkan untuk cincau, harga per bungkus berkisar antara Rp8.000 hingga Rp10.000, tergantung pada kondisi pasar.
Meski demikian, ia menyebutkan bahwa harga kolang-kaling kini telah mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu.
“Kalau tahun lalu, kolang-kaling ini harganya Rp13.000 per kilo, sekarang sudah naik jadi Rp15.000 per kilo,” tambahnya.
Meskipun harga naik, Ahmad berharap pasokan kolang-kaling dapat lebih lancar agar bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Serta, harga juga bisa kembali stabil dan ituasi ini segera membaik agar para pedagang bisa kembali meraih keuntungan seperti tahun lalu.
“Harapannya pasokan bisa tercukupi, jadi masyarakat bisa membeli kolang-kaling dengan harga yang lebih terjangkau, dan pasar pun bisa stabil seperti biasa. Kolang-kaling ini kan banyak manfaatnya, jadi semoga bisa kembali normal,” tutup Ahmad.
Tidak ada komentar.