Bengkulu News #KitoNian

The Best Speaker LDBI Bengkulu Ini Bercita-cita jadi Peserta Kejuaraan Debat Dunia

The Best Speaker LDBI Provinsi Bengkulu, Gratia Zevtteen Konia Napitupulu. Foto, dok/BN.

BENGKULU – Gratia Zevtteen Konia Napitupulu atau kerap disapa Grace memang tertarik akan dunia debat. Namun minatnya pertama kali adalah English Debate, sayangnya ekskul tersebut tidak ada di sekolahnya.

“Aku pribadi sangat senang eksplor dunia perdebatan apapun bahasanya dan sistemnya, makanya sering ikutan alumni untuk latihan, diajarin sama coach, dan share pengalaman sama teman teman lain. Selain itu, aku juga sangat suka nonton rekaman debat yang melatih beberapa metode. Selain menotonton, aku juga suka bikin sanggahan dari apa yang dilihat supaya bisa menuntut untuk menyanggah opini dan berpikir kritis,” kata Grace saat diwawancarai Bengkulunews.co.id Jumat (22/09/23) siang.

Setelah belajar banyak, pelajar Kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) di Rejang Lebong ini memutuskan untuk mengikuti perlombaan pertamanya, walaupun saat itu tidak berjalan mulus. Perjuangan tersebut terbayar ketika ia menjadi best speaker ke 17 di Nasional.

“Sempat ingin berhenti, karena ada beberapa kendala. Tetapi dari beberapa masalah eksternal yang aku dapetin, ada banyak dukungan juga dari eksternal diterima. Karena itulah yang bikin aku pada akhirnya mau coba dan terus coba, sampai apresiasi sebagai best speaker serta top 8 nasional. Meskipun ini belum bisa dikatakan titik untuk puas dan lepas tangan,” jelasnya.

Kemudian dari sana Ia coba terjun juga ke dunia debat Bahasa Indonesia,  karena dirinya menyukai hal tersebut. Menurutnya Bahasa Indonesia memudahkan dalam berkomunikasi, serta dari public speaking tersebut dirinya bisa menyutarakan hal-hal yang dipikirkan.

“Mengingat ini adalah bahasa nasional, maka ketika setiap orang yang menjadi audiens dari pemikiranku memahaminya, aku merasa dihargai dan diapresiasi. Makanya debat adalah media yang sangat menyenangkan. Bukan hanya didengar, namun aku dituntut untuk mendengar dan memberikan opini yang berbeda dari pihak lawan. Sangat membuka wawasan,” tambah Grace.

Setelah mempelajari Bahasa Indonesia, Ia berkesemaptan mewakili sekolah untuk mengikuti lomba debat. Kendala lain muncul, karena dari awal Bahasa Inggris yang digunakan dalam berdebat dan harus diubah jadi Indonesia Ia sering kesulitan untuk menerjemahkan apa yang ingin disuarakan.

Namun hal tersebut bukanlah penghalang baginya, lewat rintangan itu Ia terus rajin berlatih agar dapat mengerti dan mendalami Bahasa Indonesia itu sendiri. Banyaknya latihan justru membuatnya malah kesulitan jika ingin melakukan debat Bahasa Inggris. Walaupun begitu Ia terus menorehkan prestasi, mulai dari Juara Satu di Mahoni Championship se-Sumbagsel. 2nd best speaker di Mahoni Championship se-Sumbagsel.

Ia juga pernah mengikuti beberapa lomba Story Telling dan Monolog, serta selalu mendapatkan juara satu ataupun dua mulai dari tingkat sekolah hingga Sumbagsel. Terakhir ini Ia mendapatkan gelar best speaker LDBI di provinsi Bengkulu dan dapat nilai tertinggi (82/90) di nasional. Grace juga merupakan siswi terbaik dengan juara pararel di sekolahnya.

Grace saat ini tengah fokus dalam mempersiapkan lomba debat dan Public Speaking lainnya termasuk NSDC di tahun depan. Ia juga berharap dapat mengikuti kompetisi bergengi, serta Bengkulu dapat menjadi Provinsi yang dipandang.

“Lagi fokus untuk persiapan lomba lomba debat dan public speaking lainnya, termasuk NSDC di tahun depan mengingat itu adalah tahun terakhirku untuk mencoba lomba lomba dari Kemendikbudristek. Orientasi besarku semasa di SMA adalah WSDC (World School Debating Championship), kompetisi bergengsi English Debate tingkat dunia. Meskipun ini terkesan seperti sesuatu yang sangat amat besar, tapi aku selalu ingin coba latih diriku dengan latihan setitik demi setitik,” ungkapnya.

“Harapanku Bengkulu menjadi provinsi yang mana debat dianggap sesuatu yang edukatif, setara dengan provinsi provinsi lainnya. Aku sangat menanti saat dimana Bengkulu bisa menjadi provinsi yang terpandang dalam matriks lomba debat jenjang apapun, bahasa apapun, dan menjadi provinsi dengan prestasi membanggakan di lomba lomba skala nasional maupun internasional,” demikian Grace.

Baca Juga
Tinggalkan komen