Logo

Pemkot Ajak Masyarakat Tanjung Agung dan Tanjung Jaya Bangun Waduk

KOTA BENGKULU – Wali Kota Bengkulu, H. Helmi mengajak warga kelurahan Tanjung Agung dan Tanjung Jaya berkumpul di Balai Kota untuk mencari jalan keluar dan bermusyawarah mengatasi banjir tahunan yang selalu melanda dua kelurahan di Kecamatan Sungai Serut tersebut, Senin (4/2).

Dalam pembahasannya, Helmi menyampaikan, bahwa solusi mengurangi banjir ialah dibangunnya waduk. Ide pembangunan itu sudah tercetus sejak kepemimpinannya di periode awal, hanya saja kurangnya anggaran membuat rencana ini belum terealisasi.

“Sejak periode pertama kemaren saya sudah membuat kajian secara akademis bahkan berbentuk proposal, dengan perkiraan dana 300 miliar, tetapi APBD kita tidak sanggup, karena PR kita masih banyak,” ujar Helmi.

Langkah pertama dikatakan Helmi ialah menyelesaikan lahan warga, yang sebelumnya telah ditinjau langsung oleh Kepala Dinas (Kadis) PUPR dan Sekretaris Dewan (Sekwan), informasi terbaru ujar dirinya sudah ada 11 hektar lahan yang diperkirakan bisa dialihkan untuk pembangunan waduk.

“Saya putuskan kemarin di Pemkot, clear kan dulu soal lahan, lahan sudah ditinjau oleh Kadis PU, kurang lebih yang sudah bisa itu 11 hektar, bapak ibu diundang kesini untuk mengclearkan mungkin saja ada tanah langsung atau tanah warisan,” jelasnya.

Namun dijelaskan Helmi, saat ini pembangunan waduk belum memiliki dana segar, maka Helmi mengajak kekompakan masyarakat untuk ikut kerjasama membangun waduk tersebut.

“Pertanyaan membangunnya, uangnya belum ada, saya teringat bung Karno membangun kalimalang tanpa APBN, tapi melalui gotong royong masyarakat, sampai sekarang masih memberi manfaat, sembari kami pemerintah juga mencari dana dari pemerintah pusa,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) PUPR, Syafruddin menjelaskan hal terpenting saat ini ialah ditemukan kesepakatan antara pemerintah dengan warga, dan dirinya yakin warga Tanjung Agung dan Tanjung Jaya mampu membantu pemerintah berikan solusi terbaik agar musibah banjir tak terulang lagi.

“Harus ada kesepahaman antara warga dan pemerintah bahwa ini menjadi permasalahan bersama, warga juga ada kemajuan berbicara tentang bentuk, dan kami yakin warga paham dan memberikan solusi yang terbaik, pertemuan lanjutan akan kita jadwalkan lagi,” bebernya.

Junaidi selaku ketua RT 1 Tanjung Jaya membeberkan, warga mendorong dan setuju, hanya warga belum tahu dan belum mengerti terkait ganti rugi lahan yang digunakan.

“Warga sebenarnya setuju dan sangat mendukung pembangunan waduk, namun warga belum mengerti karena disini nampaknya tidak ada ganti rugi, karena dari ganti rugi adanya investasi, jadi warga belum paham, dan tadi kami berharapnya juga sudah ada contoh waduknya dikasih liat sama kami,” demikian Junaidi.