
BENGKULU – Sebuah terobosan di bidang pertanian modern hadir di kawasan Padang Jati, Kota Bengkulu, dengan berdirinya kebun hidroponik terbesar di wilayah tersebut.
Tidak hanya menjadi ikon inovasi pertanian, kebun ini juga menawarkan solusi konkret dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan lokal.
Ide ini muncul seiring dengan tren berkebun di tengah perkotaan, yang kerap terhambat oleh minimnya lahan.
Mengatasi masalah tersebut, kebun hidroponik ini memanfaatkan teknologi canggih yang memungkinkan tanaman tumbuh tanpa tanah, mengandalkan sistem pengairan efisien dan pengendalian nutrisi yang presisi.
Terletak di lokasi strategis, kebun ini memiliki luas total mencapai 12×6 meter dan 7×20 meter. Dengan lebih dari 6.000 lubang tanam, kebun ini mampu menghasilkan berbagai jenis sayuran segar setiap harinya, seperti selada, kangkung, dan sawi pakcoy.
Pengelola kebun hidroponik Sumardi mengatakan kelebihan tanaman hidroponik yang ia miliki ini menggunakan bibit impor dan memiliki luas lahan 6 ribu lubang tanam.
“Intinya hidroponik itu sama, penanaman nya sama menggunakan media air cuma kelebihan kami menggunakan bibir import dan keluasan lahan, kami juga fokus untuk tanaman selada, sawi pakcoy dan sesuai permintaan konsumen,” kata Sumardi.
Ia juga mengatakan tanaman hidroponik khusus sawi ini sudah terjual tidak hanya di Kota Bengkulu ini melainkan hingga Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan.
“Penjualannya selain sekitaran kota bengkulu ada juga pelanggan kita dari Bengkulu utara argamakmur dan muko muko dan dari bengkulu tengah dan kaur.dan juga sering kedatangan dari kampus,” sambungnya.
Melalui kebun ini, Sumardi berharap dapat terus mendorong generasi muda untuk mencintai pertanian modern dan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan ketahanan pangan di daerahnya.
Penulis: Jordy Ardiansyah
Mahasiswa Universitas Dehasen Bengkulu
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!