Logo

Hebat!! Gula Aren Asal Rejang Lebong Jangkau Pasar Internasional

Gula Aren Semut

Gula Aren Semut

BENGKULU – Siapa yang tidak mengenal si manis gula aren yang kerap kali digunakan, untuk kebutuhan memasak di dapur.

Kalau biasanya gula aren sering ditemukan dalam bentuk batok, namun lain halnya jika anda sudah berkunjung di Kabupaten Rejang Lebong.

Salah satu produk UMKM di daerah ini menyajikan gula aren bubuk yang dapat diseduh hanya menggunakan air panas.

General Manager Sari Aren Embang novianto mengatakan bahwa produk gula aren semut tersebut merupakan inovasi dari ayahnya yang juga selaku owner.

Melihat masyarakat sekitar yang dominan mengelola gula aren, akhirnya tercetuslah inovasi dari suparamanto bagaimana membuat gula aren menjadi lebih praktis.

“Namun dengan inovasi bapak yang penuh tekad dan mau belajar, jadilah produk inovasi gula aren serbuk. Hal ini dilakakukan supaya penggunaannya lebih praktis dan higienis, juga lebih tahan lama serta ramah lingkungan,” kata Embang pada Bengkulunews.co.id.

Proses pembuatannyapun menggunakan dua Teknik, yakni manual dan teknologi. Pada proses pertama air nira milik petani diambil dan diolah hingga menjadi gula setengah jadi. Kemudia gual tersebut ditampung oleh UMKM Sari Aren untuk tahap selanjutnya, yakni penyortiran gula terbaik yang dapat dijadikan produk.

“Tidak semua gula yang disetor petani itu bisa dijadikan sari aren semut, hanya gula tertentu dan memiliki kualitas bagus,” tegasnya.

Selanjutnya gula masuk kedalam tahapan perajangan dan akan dioven selama kurang lebih lima sampai enam jam, dengan panas 60 derajat celcius. Setelah tu selanjutnya dilakukan pengayakan untuk mendapatkan tekstur gula yang rata halusnya.

Berulah produk dikemas dan dijual, dengan ukuran dan beraagam rasa. Untuk kemasan tersedia dari 200 gram hingga 400 gram, sedangkan harganya mulai dari Rp700 perak hingga Rp40 ribu rupiah.

Soal varian rasa jangan ditanya lagi, Sari Aren memiliki beberapa jenis rasa seperti jahe, kopi, bandreks dan kedelai.

Suka duka juga dirasakan saat membangun uasaha tersebut, Ia mengaku bahwa dul;u prodaknya sering diretur karea cepat rusak.

Namun karena kegigihan maka hal tersebut ukanlah masalah, justru mereka memperbaiki diri menjadi lebih baik. Hingga kini mereka bisa menghasilkan produk sebanyak lima sampai tujuh ton perbulan, dengan penghasilan rata-rata kurang lebih dari Rp150 juta hingga Rp180 juta.

Tidak hanya itu Sari Aren juga sering mendapatkan beberapa penghargaan salah satunya adalah penghargaan dari Posyantek (Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Desa) Bukit Kaba dan masih banyak lagi.

Produk UMKM yang disupport oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu tersebut kabarnya akan mulai melakukan ekspor ke luar negeri.

“Salah satu target kita yang tahun ini, mohon doanya semoga bisa tercapai. Kebetulan owner sedang ada acara di Jakarta untuk pelatihan dan pendampingan dari disperindag, dalam mengurus tahapan-tahapan dan sayarat sebelum memulai ekspor. Rencana pertama akan ekspor ke Asia, yang tedekat dulu,” tambah Embang.

Walaupun begitu sudah banyak orang luar negeri yang menghubungi Embang untuk memenuhi kuota pengiriman produk keluar negeri, Ia berharap usahanya tersebut dapat semakin maju dan bisa mencapai persaingan internasional.

“Semoga dalam waktu dekat kami bisa melakukan ekspor, untuk membantu juga masyarakat sekitar dalam memberikan lapangn pekerjaan,” demikian Embang. (Adv)