

BENGKULU – Kenaikan harga sembako yang terus melambung menciptakan polemik di tengah masyarakat Bengkulu. Banyak warga merasa tercekik oleh kondisi ini, termasuk Asmawati, seorang pedagang nasi padang di Pasar Minggu, Jalan K.Z. Abidin, Belakang Pondok, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu.
Ia mengaku kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut tidak sebanding dengan penghasilannya sebagai pedagang kaki lima.
“Kami sebagai pedagang ini sangat terbebani, semua pada naik. Mana sekarang sudah mau masuk bulan puasa, jadi kenaikan ini sangat meresahkan. Gula, cabe dan kebutuhan lain sudah pada naik semua,” ujar Asmawati, Rabu (26/02/2025).
Asmawati, yang telah berjualan selama 30 tahun, tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Menurutnya, kondisi ini sangat mempengaruhi pola belanjanya. Jika sebelumnya ia bisa membeli kebutuhan dalam jumlah cukup, kini ia harus berhemat dan mengurangi belanjaan.
“Soalnya daya beli saya segitu-segitu aja, ga ada kemajuan yang dibeli semuanya mahal, paling saya mengurangi belanjaan. Yang biasanya beli 1 Kg, sekarang hanya mampu beli setengah Kg,” tambah Asmawati.
Kenaikan harga sembako tidak hanya memukul pedagang seperti Asmawati, tetapi juga masyarakat menengah ke bawah secara keseluruhan.
Beban pengeluaran yang terus meningkat tidak sejalan dengan pendapatan yang stagnan, membuat masyarakat harus memutar otak untuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Harapan saya ke pemerintah itu, sesekali tolong lihat kebawah lah. Seperti keadaan di pasar, kami di pasar ni ya seperti inilah semrawut. Jangan sampai duduk diatas saja tidak ingat rakyat kecil mana sekarang semua ada pajak dan pajak sudah naik,” ungkapnya.
Lonjakan harga sembako menjelang bulan puasa ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan pihak terkait. Diperlukan langkah konkret untuk menstabilkan harga dan meringankan beban masyarakat, agar mereka tidak semakin terpuruk dalam kesulitan ekonomi.
Sementara itu, masyarakat hanya bisa bertahan dengan berbagai cara, berharap situasi segera membaik dan kebutuhan hidup tetap terpenuhi dengan layak.
Penulis: Aisyah Ramadania
Mahasiswi Universitas Dehasen Bengkulu
Tidak ada komentar.