Logo

Harga Kopi Melejit, Pelaku UMKM Gulung Tikar

BENGKULU – Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) daerah Kampung Bali, Budi menjelaskan sekarang untuk menjual kopi sudah susah sebab bahan baku biji kopi sangat mahal di pasaran.

“Harga kopi naik membuat kami menaikan harga per gelas kopi yang kami jual,” ungkap Budi, Minggu (28/4/2024).

Sekarang per gelasnya dijual di harga Rp.7 ribu. Atas kenaikan itu membuat sepi pengunjung, dan sekarang para pelaku UMKM kopi banyak yang berhenti menjajakan kopinya.

“Sekarang kami jual Rp7000 pergelasnya dan tanggapan pembeli  mengatakan mahal dan akhirnya kami mengalami sepi pembeli bahkan ada juga yang tidak berjualan kopi lagi,” terang Budi

Sementara itu, Kepala Dinas DTPHP M, Rizon Melalui Kabidbun DTPHP Provinsi Bengkulu Bickman menerangkan, bahwa beberapa hal yang menyebabkan naiknya harga disebabkan oleh permintaan banyak tapi produknya sedikit yang membuat harga kopi meningkat.

“Yang pertama membuat harga kopi naik adalah jumlah produk terbatas dan permintaan semakin lama semakin banyak,” terang Bickman

Kemudian data yang masuk ke Dinas DTPHP, bahwa yang menyebabkan harga kopi naik karena permintaan dari berbagai negara, salah satunya disebabkan oleh kondisi kebun kopi di Brazil terdampak cuaca beku atau lagi musim salju sehingga pohon kopi mati dan butuh waktu tiga tahun untuk pemulihan.

Selain di Brazil kebun kopi di Kolombia juga terkena banjir sehingga butuh waktu tiga tahun untuk perbaikan dan baru bisa menghasilkan kopi lagi. Untuk harga kopi perkilonya sekarang ada di harga Rp.52 ribu/kg dan harga sebelumnyaRp. 40 ribu/kg

“Peningkatan permintaan dari negara-negara Eropa, Singapore, Malaysia, Afrika, cina dan Amerika,” sebutnya

Menurut data yang diterima di pertanain provinsi Bengkulu rekap tahun 2022 Bengkulu menghasilkan 59.227 ton/tahun untuk kopi rebusta dan untuk kopi
Arabika 941 ton pertahun.

Jumlah sedikit untuk disalurakn ke beberapa dunia yang masuk kedalam langganan pembeli kopi Indonesia khususnya provinsi Bengkulu.