Logo

Gubernur Bengkulu : Corona Virus Biasa, Jangan Panik dan Galau

Bengkulu – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan virus corona atau covid-19 merupakan virus biasa. Untuk itu, dia meminta masyarakat menyikapinya dengan tenang namun membiasakan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

“Sebenarnya virus itu biasa saja, kita jangan terlalu panik dan galau. Namun memang karena sebagian besar kita belum terbiasa dengan pola hidup sehat yang menerapkan kedisiplinan yang tinggi,” kata Gubernur saat Syawalan Nasional Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) dengan Tema ‘New Normal Indonesia’ melalui virtual meeting, Sabtu (6/6/20).

Kendati demikian, menurut Rohidin penerapan ‘New Normal’ harus dilaksanakan dengan kedisiplinan yang tinggi oleh semua pihak agar tatanan baru tersebut dapat terlaksana dengan baik.

Dia menambahkan sebagaiaman Islam yang tidak pernah panik dalam menghadapi segala persoalan. Covid-19, kata dia adalah sebuah tantangan bersama. Dia pun meyakini masa-masa sulit saat ini dapat dilewati dengan baik.

“Mendengar kata new normal kadang diplesetkan orang, padahal sesungguhnya yang dikatakan pemerintah itu adalah sebuah konsep kewajaran baru menjadi sesuatu yang bisa diterima secara umum. Misalnya, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dulu itu yang diimbau untuk cuci tangan hanya anak TK dan anak SD, padahal kan cuci tangan dilakukan semua orang,” ujarnya.

Pengurus Besar HMI Afandi Ismail menjelaskan wabah Covid-19 sebagai ujian dari Allah, maka yakinlah bahwa ujian tersebut akan berakhir dengan adanya ikhtiar maksimal.

“Kami sebagai Pengurus Besar HMI memberikan dukungan atas ihktiar maksimal yang telah dilakukan pemerintah dan partisipasi dari seluruh keluarga besar HMI untuk memutus mata rantai Covid-19 di wilayah masing-masing. Semoga wabah Covid-19 ini segera berakhir,” kata dia.

Hal senada juga diungkapkan Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan. Menurutnya, di masa pandemi saat ini ada dua tantangan besar yang dihadapi DKI Jakarta, yakni tantangan ekonomi dan tantangan kesehatan.

“Covid-19 menyebabkan terjadinya krisis ekonomi dan krisis kesehatan. Tapi kita harus sadari juga dalam waktu tiga bulan terakhir kita mengalami lompatan pemanfaatan teknologi sebagai media komunikasi. Kegiatan agama, sosial, budaya maupun ekonomi bisa dilakukan dengan teknologi. Contoh saja halal bihalal yang kita gelar hari ini,” ujar Anis.

Anis menambahkan, hal positif dari berkurangnya aktivitas di luar rumah membuat langit Jakarta menjadi biru disertai udara yang bersih.

“Kota-kota yang mengalami pembatasan sosial menjadi bersih dan tenang. Lingkungan menjadi sehat, dulu kan tidak merasakan yang seperti ini,” pungkas Anis.(*etri/red)