
BENGKULU – Pekerja buruh pembuka terpal truk muatan batu bara Teluk Sepang Bengkulu, mengeluh lantaran kurangnya alat bantu kesehatan untuk para pekerja. Hal ini di benarkan oleh salah satu buruh, Neisya Utari.
“Banyak keluhnya, ada yang sakit paru-paru, batuk hingga keluar darah dan lainnya,” kata Neisya, Jum’at (17/01/2025).
Tidak hanya itu, ungkap Neisya, ketika membuka terpal para pekerja sedikit ketakutan, lantaran batu bara sering terjatuh secara mendadak.
“Kalau seandainya buka terpal itu nanti, kalau tiba-tiba batu jatuh, bisa pecah kepala kita, akibat batubara itu,” ucap Neisya.
Saat ini, Neisya bekerja hampir empat tahun lamanya di bagian pekerjaan pembuka terpal truk muatan batubara.
Dirinya menuturkan pendapatan dari pekerjaan ini tidak menentu, kadang mendapat upah sebesar Rp5000 hingga Rp10.000 permuatan.
“Kadang mobilnya lagi rame ada juga dapat, kalau sepi tidak ada. Kalau sepi ini dapat 5000 untung-untung dapat,” tuturnya.
Lebih lanjut, upah dari hasil ini, Neisya mengaku tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, hanya sekedar untuk bertahan hidup.
“Kalau dibilang terpenuhi itu tidak, tapi kalau untuk membantu ekonomi keluarga aja,” ungkapnya.
Sehingga, Neisya meminta agar pemerintah dapat lebih memperhatikan para buruh pekerja di Teluk Sepang, dari segi kesehatan, keamanan, kenyamanan dan perekonomian.
“Jadi kami mohon bantuannya pak, untuk lebih memperhatikan kami,” tutup Neisya.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!