
Pelatihan ISPO yang merupakan Kerjasama antara Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Ditjenbun dan PT Trifos Internasional Sertifikasi (TRIC) sebagai fasilitator
BENGKULU – Sebanyak 63 petani sawit di Bengkulu mengikuti pelatihan Indonesian Sustainable Palm Oil yang digelar oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Ditjenbun bekerjasama dengan PT Trifos Internasional Sertifikasi (TRIC) sebagai fasilitator. Pelatihan digelar selama beberapa hari dari 21 – 26 Juli 2025.
Peserta terdiri dari petani sawit di Kabupaten Bengkulu Utara (30 orang) dan Kabupaten Seluma (33 orang). Kegiatan ini dihadiri secara daring oleh Ditjen Perkebunan dan secara luring oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikulutura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Sekretaris Dinas Perkebunan Kabupaten Bengkulu Utara dan Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Seluma.
Pelatihan ISPO ini dibuka oleh Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kuntoro Boga Andri. Dalam sambutannya, Kuntoro memyampaikan pentingnya pelaksanaan pelatihan ini untuk mendukung industri sawit yang berkelanjutan.
“Implementasi petani dalam mengelola sawit keseharian harus sesuai dengan prinsip – prinsip ISPO, oleh karena itu pelatihan kali ini menjadi sangat penting bagi petani sawit terutama yang berasal dari Bengkulu,” ujarnya.
BPDP dengan Ditjenbun melihat bahwa peningkatan kualitas SDM merupakan langkah strategis dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing bagi perkebunan sawit rakyat. Oleh karenanya pelatihan ini peserta tidak hanya dibekali dengan teori, tetapi juga dibekali keterampilan praktis di lapangan.
Dalam sambutannya, Direktur utama TRIC Rendi Agung Firmansyah menyampaikan beberapa persoalan industri sawit di Indonesia termasuk isu negatif yang beredar di pasar internasional. Menurutnya, stigma tersebut harus segera dirubah.
“Sawit di Indonesia tidak hentinya mendapatkan isu negatif di luaran sana, maka ISPO merupakan cara untuk menghilangkan stigma negatif industri sawit di Indonesia,” ujarnya.
Rendi mengatakan, sasaran utama dalam pelatihan tersebut yakni pekebun sawit, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman bahwa ISPO dapat meningkatkan kompetensi, mendukung program sertifikasi, mendukung praktek berkelanjutan, meningkatkan daya saing dan pemenuhan terhadap peraturan perundang – undangan di Indonesia.
Lebih lanjut disampaikan pula bahwa meskipun kebun petani dikelola secara swadaya namun pekebun harus memiliki mindset professional dalam pengelolaan kebun dari sisi bisnis. Oleh karena itu pelatihan ini memiliki sasaran dalam beberapa aspek yaitu teori pengetahuan, praktek melalui kunjungan lapangan, penyelesaian kasus di lapangan hingga pemahaman bisnis sawit.
TRIC pada pelaksanaan pelatihan kali ini menyampaikan materi yang tidak hanya komprehensif namun aplikatif untuk membantu peserta dalam mempraktekan cara berkebun sawit yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan standar ISPO. Ini juga merupakan bentuk komitmen TRIC dalam rangka mendukung program sertifikasi ISPO Bersama pemerintah dalam hal ini dengan BPDP dan Ditjen Perkebunan.
Terlihat antusias yang luar biasa dari peserta dalam kegiatan pelatihan ini. “Ini adalah salah satu kegiatan yang kami tunggu – tunggu agar dapat menambah wawasan cara budidaya sawit yang lebih baik sesuai sertifikasi ISPO sehingga dapat meningkatkan taraf hidup kami, terimaksih bagi BPDP, Ditjenbun dan TRIC semoga kegiatan pelatihan seperti ini dapat terus diadakan bagi kami petani sawit di Bengkulu,” ujar salah satu peserta pelatihan.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!