Taman Monumen Nawa Jiwa, Jadi Tempat Ngelem dan Mabok

Erlan Oktriandi
Bekas kaleng lem Aibon dan bungkus sachet Komix tampak berserakan di Taman Monumen Nawa Jiwa di Pantai Zakat Kelurahan Pasar Bengkulu

Bekas kaleng lem Aibon dan bungkus sachet Komix tampak berserakan di Taman Monumen Nawa Jiwa di Pantai Zakat Kelurahan Pasar Bengkulu

Bengkulu – Taman Monumen Nawa Jiwa di Pantai Zakat, Kelurahan Pasar Bengkulu, Kecamatan Teluk Segara, kondisinya sangat memprihatinkan. Bahkan taman itu diduga kuat menjadi tempat mabuk Lem dan Komix.

Hasil pemantauan di lapangan, di taman tersebut terlihat berserakan Bungkus sachet komix, obat dengan merek Samcodin yang biasanya diminum bersamaan dengan komix cair, serta lem jenis abon

Ketua LPM Pasar Bengkulu, Maryadi, saat dimintai tanggapan, Minggu  (22 /9/19), membenarkan bahwa taman Nawa Jiwa sering dimanfaatkan oleh anak muda ngumpul dan mabuk-mabuk. Upaya untuk melakukan pencegahan terhadap aktifitas tersebut telah dilakukan oleh pihak LPM.

“Ya, memang sering dijadikan tempat mabuk-mabuk oleh anak muda. Bahkan kita sudah lapor serta berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan Babinsa,” ujar Maryadi.

Dikatakan Maryadi, pihak kelurahan, Babinsa, serta LPM pernah melakukan inspeksi pada saat malam hari. Hasilnya kita mengamankan anak muda yang saat itu lagi mabuk-mabukan di sekitar Taman.

“Sudah ada yang tertangkap mereka mengkonsumsi komik, tuak serta ngelem,” ujar Maryadi.

Hanya saja, menurut Maryadi, meski pernah ada yang tertangkap tetapi anak-anak muda itu masih melakukan. Bahkan pihak LPM bersama Babinsa beberapa kali mendatangi taman tersebut, memang masih sering digunakan olah anak-anak muda untuk mabuk-mabuk. Terbukti sampah bekas Komix cair serta Lem Aibon masih ditemui.

“Selain sering dijadikan tongkrongan anak muda untuk tempat mabuk. Juga tempat paforit anak muda berpacaran dan berbuat mesum. Karena kondisi taman itu sendiri gelap karena lampu taman sering mati,” ujar Maryadi.

Ia juga mengatakan, sangat sulit untuk memberantasnya karena anak-anak yang biasa ngumpul dan mabuk disana bukan warga Pasar Bengkulu. Biasanya mereka nongkrong sekitar diatas jam 23.00 WIB.

“Pernah kita beberapa kali melakukan pemeriksaan tidak pernah berhasil kita tangkap. Bukan kita tidak berupaya, sudah kita lakukan kontrol. Bahkan kita sudah lapor ke Polsek Teluk Segara,” ujar Muryadi.

Dia berharap agar kontrol lebih efektif lagi, pemerintah melaui OPD terkait dapat menghidupkan kembali fasilitas lampu taman. Dari sekitar 5 lampu taman semuanya dalam kondisi rusak dan mati sehingga  taman menjadi gelap.

“Kalau taman terang saya rasa masyarakat serta aparat kemanan yang melakukan patroli bisa melihat jelas aktifitas diwilayah taman tersebut. Dan mereka yang berniat nongkrong sambil mabuk atau tempat mesum akan berfikir dua kali sebab terlihat jelas dengan adanya penerangan lampu taman,” ujar Maryadi mengakhiri wawancara kepada bengkulunews.

Reporter : Yudi Arisandi