Bengkulu News #KitoNian

Wow! Gelamai Warga Bengkulu Terjual Hingga ke Singapura dan Malaysia

BENGKULU – Indonesia memiliki keberagaman budaya yang kaya, tidak hanya dalam hal seni, namun juga dalam bentuk makanan tradisional.

Setiap daerah memiliki khas dan keunikan masakan masing-masing dan memiliki cita rasa yang lezat. Di Bengkulu, salah satu makanan khas unik dan banyak disukai masyarakat yaitu gelamai.

Galamai adalah salah satu makanan kecil dengan bahan dasar tepung beras ketan, gula aren dan santan. Makanan sejenis ini dikenal sebagai dodol atau jenang.Hampir semua suku di Indonesia memiliki jenis makanan kecil ini, termasuk di Kota Bengkulu.

Selain itu, gelamai merupakan identitas budaya kuliner yang memiliki makna solidaritas serta gotong royong. Pasalnya, membuatnya harus bersama-sama atau gotong royong. Memasak gelamai biasanya dilakukan skala besar di atas kuali berukuran besar.

Nah berbeda yang dilakukan, Marshalendra Putra, salah satu warga di jalan Sepakat, Kelurahan Sawah Lebar, Kota Bengkulu. Hanya menggunakan kuali berukuran kecil, ia mampu memproduksi gelamai hingga 5 hingga 10 kilogram perhari.

‘”Berbeda dengan hari-hari terakhir tertentu. Seperti kalau lebaran kita banya orderan. Jadi buatnya sehari itu sampai 50 kilogram lebih,” katanya.

Bahkan, gelamai yang dibuat Marshalendra ini tidak hanya terjual di Provinsi Bengkulu saja, namun sudah terjual hingga ke negara tetangga, yakni Singapura dan Malaysia.

Usaha gelamai ini diakui Marshalendra sudah dilakoninya hampir delapan tahun. Berawal dari iseng-iseng membuat gelamai saat hari raya Idul Fitri. Saat itu, ia diminta sang bibik untuk membuat gelamai di rumah dan dijual.

“Ketika hari raya kita buat gelamai. Belajarlah istri saya sama bibik, dan Alhamdulillah bisa kini. Dan juga pembelinya juga banyak ternyata,” ujarnya.

Proses pembuatan gelamai ini sendiri sangat mudah dan tidak membutuhkan bahan-bahan yang banyak. Cukup menyediakan gula pasir dan gula aren, santan, tepung ketan putih dan tepung ketan hitam. Durasi pembuatannya sekira satu jam lebih.

“Kalau sudah diaduk hingga gelamai menyatu dan lengket baru kita dinginkan sebelum kita bungkus,” imbuhnya.

Selain dijual secara onfline, gelamai ini juga dijual Marshalendra secara online di Facebooknya. Mulai dari harga Rp. 10.000 hingga Rp. 25.000 sesuai ukuran gelamai.

Jika hari biasa, ia bisa meraup untung hingga Rp. 250 ribu lebih.

“Namun jika hari tertentu, seperti lebaran, kita bisa mendapatkan omzet penjualan hingga jutaan rupiah,” tandasnya.

Baca Juga
Tinggalkan komen