Logo

Warga Resah, Siswa Parkir Motor di Halaman Rumah

ARGAMAKMUR, bengkulunews.co.id – Masyarakat Desa Lubuk Saung, Kecematan Argamakmur merasa resah lantaran siswa di SMPN 2 lubuk Saung memarkirkan motornya disembarang tempat. Apalagi, siswa ini memakirkan motornya di perkarangan rumah warga tanpa berpamitan dengan yang empuhnya rumah.

Elvian warga Desa Lubuk Saung yang memiliki usaha service motor ini mengatakan, sebelumnya anak SMPN itu pernah memakirkan motornya di halaman tempat usahanya. Sekarang-sekarang ini, mereka memarkirkan motor di tempat tetangga sebelah rumahnya. Akibatnya orang yang punya rumah terganggu.

“Mobilnya ngak bisa lewat, terpaksa beliau manggil saya,untuk mengeserkan motor ,” katanya.

Bahkan tetangganya meminta kepada Elvian menyampaikan kepada pihak sekolah, agar siswa di sekolah itu memarkirkan di halaman sekolah.

“Kok, para siswa ini memakirkan motor di sini? kenapa tidak di halaman sekolah mereka? Apa tidak ada lokasi parkir di sana?” kata Elvian menirukan ucapan tetangganya itu.

Kepala SMPN 02 Lubuk Saung ketika mau dikonfirmasi terkai masalah itu, sedang tidak berada di tempat. “Kepala sekolah sedang dinas luar,” kata Satpam di sekolah itu kepada Bengkulu News.

Namun menurut Satpam sekolah itu, pihak sekolah tidak memperbolehkan siswa membawa motor dan mobil ke sekolah, karena dilarang kepala sekolah. Pihak sekolah pun sudah mengumumkan kepada wali murid siswa supaya anak-anak mereka bila mau sekolah di antar atau naik angkot.

“Kalau mereka masih membandel, ya terserah mereka. Kami tidak tanggung jawab kalaupun anak sekolah disini masih membawa kendaraannya, ya terpaksa kami tidak memperbolehkan kendaraan nya masuk ke halama sekolah. Terserah mau parkir di mana saja, kalu kendaraan mereka hilang kami selaku pihak sekolah tidak tanggung jawab, karena kami sudah kasih tau sebelumnya, “ pungkas satpam di sekolah itu.

“Bukannya kita ketat mas, namun demi kebaikan mereka juga supaya wali murid itu tau dengan akibat mereka membawa kendaraan sendiri. Itukan kan akan mengancam nyawa mereka sendiri,” demikian Satpam. (114)