Bengkulu News #KitoNian

Tarian Khas Papua yang Memiliki Banyak Makna di Setiap Kelengkapannya

BENGKULU – Papua merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Nugini bagian barat atau west New Guinea. Papua memiliki ragam adat istiadat yang indah dan unik serta memiliki makna yang luar biasa di dalamnya.

Salah satunya adalah tarian penyambutan dan Sajojo yang dapat dirangkum menjadi satu. Sehingga menghasilkan tarian nan indah dan penuh makna.

Mahasiswi Universitas Bengkulu yang berasal dari Wondama Papua barat, Tika menuturkan bahwa pada tarian penyambutan ini merupakan bentuk penerimaan dari masyarakat Papua kepada orang-orang yang berkunjung atau menyambut tamu.

“Tarian ini biasa di tarikan saat ada penyambutan. Tarian ini sendiri berasal dari Wondama Papua Barat,” kata Tika pada Bengkulunews.co.id Minggu (10/12/23) siang.

Pada gerakan awal di bunyi ketikan tifa, penari menyambut dan menyambut tamu. Sedangkan untuk tarian Sajojo sebagai tari adat memiliki gerakan yang energik dan keceriaan.

“Dan untuk sajojo, tarian ini digunakan untuk tarian adat. Tarian ini berasal dari Sorong, Papua Barat daya,” sambungnya.

Sementara itu para penari menggunakan baju kurung dan dilengkapi dengan rumbai bulu di tangan, pinggang, leher. Serta dikombinasikan dengan rok rumbia pada acara adat.

Adapun pada baju atau tubuh biasanya dilukis ukiran yang menyimbolkan panah dan nenek moyang. Hal tersebut memiliki makna keindahan, kekayaan dan keagungan alam Papua.

Sedangkan lukisan pada wajah perempuan, terdapat ukiran titik titik dan panah kecil di samping ekor mata. Lukisan ini untuk membuat keindahan mata terlihat jelas.

Sedangkan pada pria ukiran nya memiliki makna yang sama dengan lukisan di baju maupun tubuh. Bagi masyarakat yang ingin menari tidak memiliki berapa batasan jumlah orang. Sehingga tarian ini bebas ditarikan oleh masyarakat yang ingin lebih mengenal Papua.

“Harapan kami, semoga tarian papua terus dilestarikan dan banyak generasi muda yang mau belajar tarian Papua. Agar terus dilestarikan,” demikian Tika.

Baca Juga
Tinggalkan komen