Bengkulu News #KitoNian

Sejarah Kelam di Balik Perlombaan Panjat Pinang

Penulis ; Cindy

Dalam memperingati hari kemerdekaan Indonesia, biasanya masyarakat menggelar perlombaan.

Seperti makan kerupuk, balap karung, memasukan paku ke dalam botol serta berjalan dengan membawa kelereng menggunakan sendok.

Tak kalah seru ada juga perlombaan panjat pinang, lomba ini menggunakan sebuah batang pinang yang dikupas dan dilumuri minyak ataupun lumpur.

Pada bagian atas terdapat berbagai hadiah yang digantung, sedangkan untuk tinggi pinang sendiri disesuaikan dengan kriteria peserta dewasa atau anak-anak.

Sebenarnya panjat pinang sendiri bukan berasal dari Indonesia, melainkan peninggalan dari masa penjajahan Belanda.

Orang belanda menyebutnya de Klimmast yang artinya memanjat tiang, hal itu dilakukan untuk memperingati ulang tahun ratu ratu Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau yang jatuh pada tanggal 31 agustus.

Pada masa itu perlombaan ini diadakan untuk para pribumi, orang Belanda akan menggantungkan berbagai benda berupa makanan, gula, pakaian dan juga tepung.

Dahulu hadiah tersebut sangat berarti oleh bangsa Indonesia, upaya mereka dalam memperolehnya menjadi bahan tawa dan tontonan orang Belanda.

Sehingga dalam memperingati kemerdekaan, perlombaan panjat pinang menjadi pro dan kontra. Namun hingga saat ini, perlombaan tersebut masih dilakukan dan dianggap menyenangkan masyarakat dalam memperingati HUT RI.

Tidak hanya itu, lomba panjat pinang sendiri memberikan kita pelajaran bahwa untuk mencapai keberhasilan diperlukan usaha yang keras. Tidak takut jatuh dan kerjasama yang baik.

Baca Juga
Tinggalkan komen