Bengkulu News #KitoNian

Perawatan Rumah Soekarno Bengkulu yang Masih Kokoh hingga Kini

Bung Karno di hlaman rumah pengasingannya di Bengkulu. Kemendikbud RI

BENGKULU – Rumah Pengasingan Bung Karno merupakan salah satu cagar budaya nasional yang terletak di Provinsi Bengkulu. Rumah tersebut diperkirakan sudah berdiri pada awal abad 20-an dan memiliki luas bangunan 162 meter persegi.

Bangunan yang sudah berdiri lama tersebut masih kokoh dan bahkan tidak pernah sepi pengunjung baik dari dalam maupun luar kota. Pada bagian dalam terdapat beberapa peninggalan Soekarno yang masih utuh dan tersusun rapih.

Terlebih barang seperti meja kursi, ranjang tidur, hingga baju dan buku masih terlihat awet tanpa adanya rayap yang menghinggap.

Juru Pelihara Rumah Pengasingan Soekarno, Vidano menuturkan bahwa ada perawatan khusus yang dilakukan ketika membersihkan barang-barang tersebut. Ia juga harus berhati-hati ketika membersihkannya, karena bisa saja barang tersebut malah akan rusak karena sudah berumur.

“Kita bersihkan yang setiap hari pagi-pagi, kecuali Minggu. Kita sapu, pel dan lap, juga kita cuci seprainya. Nah kalau lap ini apa lagi kursi seperti yang di depan ini, kita lap pelan-pelan,” tutur  Vidano pada Bengkulunews.co.id Jumat (27/10/23) siang.

Untuk baju dan buku, juga diberikan perawatan khusus agar terhindar dari rayap. Sehingga buku, maupun baju yang terpajang di lemari masih terlihat bagus dan terjaga.

Mereka sendiri juga menyemprotkan obat khusus, agar baju dan buku terhindari dari rayap. Serta untuk baju-baju yang ada di dalam lemari dibersihkan secara detail oleh tim khusus. Itulah yang membuat barang peninggalan Soekarno masih awet hingga saat ini.

Walaupun  untuk bangunannya sendiri ada beberapa yang sudah direnovasi seperti atap, namun 75% isinya masih asli sejak peninggalan Soekarno. Rumah ini juga sudah lima kali ganti warna bangunan.

Beberapa bangunan yang sudah keropos juga diperbaiki dengan baik. Namun ada juga beberapa barang yang sudah rusak dan diamankan.

“Jadi kalau ada barang rusak, kita ada pelaporan dan tindakan. Nah tugas kami hanya melaporkan saja,” sambungnya.

Rumah peninggalan Soekarno sendiri, hingga saat ini masih terus menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib didatangi oleh pelancong ketika berkunjung ke Provinsi Bengkulu. Ia berharap ke depannya rumah ini dapat diperkenalkan lagi kepada masyarakat, terutama anak-anak sekolah agar sejarah yang ada tidak hilang dan terlupakan.

“Harapan saya pribadi ini dimajukan lagi, diperkenalkan dnegan anak-anak sekolah. Jadi tidak hilang sejarah kita,” demikian Vidano.

Sejarah Rumah Bung Karno Bengkulu

Dilansir dari situs Kementerian dan Kebudayaan RI, Bung Karno dipindahkan dari Ende ke Bengkulu pada tahun 1938 setelah mengalami sakit keras akibat wabah malaria. Di Bengkulu, Bung Karno ditempatkan di sebuah rumah yang awalnya adalah tempat tinggal pengusaha yang bernama Tan Eng Cian. Tan Eng Cian menyuplai bahan pokok untuk kebutuhan pemerintahan kolonial Belanda.

Rumah ini terletak di Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka. Awalnya, ia diasingkan seorang diri ke Bengkulu kemudian disusul oleh istrinya saat itu, Inggit Garnasih dan anak angkatnya Ratna Djuami. Bung Karno menempati rumah ini dari tahun 1938 hingga tahun 1942.

Luas rumah Bung Karno ini dulunya mencapai 4 hektar. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, lahan dibagi-bagi untuk rumah penduduk dan sebagian untuk gedung instansi pemerintah daerah setempat.

Rumah dengan luas lahan 4.813 m² ini dikelilingi oleh pagar. Bangunan induk atau utama didirikan pada awal abad XX dengan denah berbentuk empat persegi panjang, dengan luas bangunan 162 m². B

Bangunan induk atau utama terletak di tengah halaman dan paviliun terletak di belakang bangunan induk. Bangunan induk tersebut terdiri dari teras yang berhubungan dengan ruang tamu dan beberapa kamar serta memiliki teras belakang.

Bangunan ini memiliki atap limas, tidak berkaki dan dindingnya polos. Pintu masuk utama berdaun ganda, dengan bentuk persegi panjang. Bentuk jendela persegi panjang dan berdaun ganda. Di sisi kanan terdapat tiga kamar dan di sisi kiri terdapat dua kamar tidur.

Pada bagian belakang rumah terdapat beranda. Pada bagian kanan terdapat bangunan memanjang ke belakang, terdiri atas lima petak, di antaranya merupakan kamar kecil atau kamar mandi, sedangkan yang lainnya berfungsi sebagai gudang dan dapur.

Di dalam rumah pengasingan ini tersimpan beberapa benda peninggalan Bung Karno yang memiliki nilai sejarah. Benda-benda tersebut terdiri atas benda asli dan benda tiruan yang merupakan saksi bisu yang menemani sang Proklamator dalam menyusun strategi-strategi perjuangan selama di pengasingan.

Baca Juga
Tinggalkan komen