Logo

Sejarah Hari Kucing; Makhluk yang Pernah Dianggap Dewa hingga Pembawa Wabah Mematikan

Hari Kucing Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Agustus sejak tahun 2002. Peringatan ini digagas oleh International Fund for Animal Welfare, salah satu organisasi yang mensuport perlindungan hewan di dunia.

Hari Kucing diperingati sebagai bentuk penghargaan terhadap hewan piaraan yang dianggap sebagai salah satu hewan paling populer di seluruh belahan bumi. Dilansir dari daysoftheyear.com, diperkirakan 500 juta kucing hidup sebagai hewan piaraan terlepas dari negara atau iklimnya.

Keberadaan kucing dalam sebuah rumah dianggap hal yang positif. Sebab, makhluk lucu berbulu ini dianggap bisa menjadi pengobat stress, kecemasan atau depresi.

Nationaltoday.com menulis, sejarah pertama kedekatan kucing dan manusia ditemukan di kebudayaan Mesir Kuno. Orang-orang selalu menghubungkan kucing dengan kebudayaan tersebut, sebab kucing dianggap sebagai dewa.

Madfet diketahui sebagai kucing pertama yang disebut sebagai pelindung dari ular, kalajengking dan setan dalam Dinasti Pertama Mesir Kuno. Bagi mereka, kucing tidak hanya sebagai dewa tapi juga pelindung.

Setelah keruntuhan Dinasti Mesir, kucing menjadi semakin populer. Yunani dan Roma menggunakan kucing sebagai pengontrol hama, sementara di Timur kucing hanya dimiliki oleh orang kaya.

Tapi saat abad pertengahan, kucing dianggap makhluk yang dicurigai membawa wabah selama pandemi Wabah Hitam atau Black Death pada tahun 1348. Di zaman ini banyak kucing yang dibunuh.

Di Amerika, kucing adalah bagian dari kargo di kapal kolonisasi untuk meminimalkan hama dan penyakit, sehingga kucing-kucing itu pergi ke darat dan berkembang biak.

Saat ini, kucing tampaknya menjadi salah satu ikon pop di masyarakat modern. Setidaknya sekitar setengah miliar kucing hidup di antara manusia. Sejak 2002, berkat “International Fund for Animal Welfare”, kucing memiliki hari istimewanya sendiri.