Logo

RUPS Tahun Buku 2016, Bank Bengkulu Targetkan Predikat ke Buku 2

Komisaris dan Direksi Bank Bengkulu foto bersama seluruh pemegang saham Bank Bengkulu

KOTA BENGKULU, bengkulunews.co.id – Bank Bengkulu akan membagikan 40 persen dari laba bersih yang diperolehnya dari laporan keuangan tahun 2016 lalu, sebanyak 40 persen dari laba bersih menjadi laba ditahan, serta sisanya menjadi dana cadangan. Bank Bengkulu juga berencana untuk menjadikan dividen tersebut setoran modal tambahan untuk meningkatkan predikatnya dari Buku 1 ke Buku 2.

Gubernur Bengkulu Dr. H. Ridwan Mukti, mengatakan, kemampuan Bank Bengkulu untuk membagi deviden sebesar 40 persen dari laba bersih mengindikasikan bahwa laporan keuangan Bank Bengkulu yang sangat baik.

“Kita berikan apresiasi yang tinggi kepada komisaris, direksi, kepala divisi, staf dan seluruh karyawan Bank Bengkulu atas laporan keuangan tahun 2016 yang mampu membagikan deviden hingga 40 persen dari laba bersih,” ungkapnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank Bengkulu 2016 di Hotel Santika, Rabu (12/4/2017).

Dikatakan Gubernur, laporan keuangan yang dibuat tersebut sudah kredibel dengan pemeriksaan ketat dari kantor akuntan ternama, Adori, dengan predikat unqualified opinion atau WTP wajar tanpa pengecualian.

“Laporan keuangan Bank Bengkulu mendapat predikat WTP, ini tentu sangat membanggakan,” tuturnya

Diakuinya prestasi dan investasi Bank Bengkulu juga baik berdasarkan peringkat yang diberikan oleh perbankan yang ada di Indonesia.

“Namun kita tahu Bank Bengkulu ini masih terbilang kecil, namun akan dimaksimalkan lagi untuk menjadi besar nantinya,” tambahnya.

Ridwan Mukti

Terkait penanaman modal, baik direksi, komisaris, dan anggota dalam RUPS sudah berkoordinasi, dalam rangka masuk ke buku 2 dimana sekarang Bank Bengkulu masih status buku 1.

“Untuk mencapai buku 2 modal disetor harus diatas angka Rp 1 triliun. Nanti akan dirumuskan terlebih dahulu, tentunya kami dan para pemegang saham juga memberikan dukungan penuh kepada Bank Bengkulu,” imbuhnya.

Dijelaskannya, untuk standar alokasinya juga harus memiliki peraturan daerah (perda) yang akan mengatur hal tersebut baik di kabupaten atau kota dan provinsi.

“Alokasinya akan dianggarkan secara bertahap dan ada perda yang mengaturnya,” tambah gubernur.

Direktur Utama Bank Bengkulu H. Agusalim, SE, ME, mengatakan, dari laba bersih Rp 113 miliar lebih sekitar 40 persen dibagikan kepada pemegang saham Bank Bengkulu dalam bentuk deviden.

“Sisanya ada cadangan, retained earning (laba ditahan) dan modal yang diwajibkan oleh regulasi sebanyak 10 persen pada laba bersih untuk tahun buku 2016 lalu,” ungkapnya.

Ditanya apakah ada peningkatan deviden dengan tahun sebelumnya, Agusalim mengungkapkan, jika pola pendapatan laba bersihnya berubah tentu pembagian devidennya akan berubah juga.

“Pola pendapatan laba bersih berubah dari tahun lalu, jadi tentu saja pembagian dividennya berubah,” ujarnya.

Seperti yang dikatakan Gubernur Bengkuku, Bank Bengkulu masih berada di predikat buku 1, maka untuk sementara sekarang Bank Bengkulu hanya bisa melakukan 2 kegiatan dasar seperti menghimpun dana dan menyalurkannya kembali.

Pemerintah provinsi, kabupaten/kota sudah berkomitmen untuk mendukung Bank Bengkulu bisa mencapai predikat buku 2. Salah satu keputusan RUPS bahwa semua deviden akan disetorkan sebagai setoran modal.

“Setelah pembagian deviden nanti akan disetor kembali, namun perlu pengesahan dari DPRD untuk disetorkan sebagai modal tambahan,” ujarnya.

Jika Bank Bengkulu sudah mendapatkan predikat buku 2 dan setoran modalnya sudah besar maka operasional Bank Bengkulu akan lebih besar lagi sehingga bisa merambah ke sektor-sektor yang lain seperti melakukan transaksi valuta asing, internet banking dan masih banyak hal lainnya yang bisa dilakukan Bank Bengkulu.

“Untuk mencapai itu diperlukan setoran modal yang lebih tinggi. Mengingat Bank Bengkulu masih kecil dan belum terlalu besar maka predikat tersebut sedang diupayakan,” jelasnya.

Seperti diketahui modal bank itu berasal dari laba ditahan dan modal yang disetor. Modal disetor itu bisa dari deviden, APBD atau APBN dimasukkan untuk setoran ke Bank Bengkulu.

“Modal Bank Bengkulu sekarang Rp 560 Miliar lebih. Dengan ditambah dari setoran modal nantinya modal inti akan meningkat,” ujarnya.

Bank Bengkulu sudah memproyeksikan bahwa pada tahun 2019 sudah menjadi bank buku 2. Setoran modal dari pemegang saham adalah kunci Bank Bengkulu untuk menjadi buku 2.

Harapannya, Bank Bengkulu bisa segera menjadi buku 2 sehingga bisa bersaing dengan bank lainnya.

“Untuk mendapatkan predikat kelompok buku 2 Bank Bengkulu harus memiliki modal inti diatas 1 triliun sampai 5 triliun,” tegasnya.

Dari sisi keuangan Bank Bengkulu sudah sangat baik, hal tersebut dinilai dari rasio-rasio peningkatan usaha bank.

“Namun tetap harus ada sinergi antara pemilik modal dan pemegang saham sehingga bisa mempercepat pertumbuhan Bank Bengkulu,” cetusnya lagi.

Di sisi pembiayaan, untuk kredit modal kerja dan investasi Bank Bengkulu memang masih cukup minim. Akhir tahun buku 2016 tingkat pembiayaan Bank Bengkulu hanya 5,6 persen dan konsumtif 94,4 persen kontribusinya masih kecil.

“Pemda meminta kontribusi untuk pembiayaan UMKM dan kredit-kredit produktif ditingkatkan lagi,” ungkapnya.

Bank Bengkulu menargetkan sampai akhir 2017 ini penyaluran kredit meningkat menjadi 15 persen.

“Harapan kami Hingga akhir triwulan 1 pada Maret 2017 kredit produktif Bank Bengkulu sudah di atas 7 persen, ini sudah meningkat. Harapan kita bisa tumbuh lagi dengan lebih cepat,” terangnya.

Selain itu Bank Bengkulu dalam pemberian kredit juga tetap menggunakan prinsip kehati-hatian atau prudence. Jangan sampai ada kredit macet atau bermasalah karena kredit bermasalah menyebabkan NPL yang tinggi dan akan merugikan negara dan daerah.

“NPL Bank Bengkulu 0,6 persen ini masih sangat kecil, sehingga Bank Bengkulu masih bisa lebih agresif mengingat standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, NPL maksimal adalah 5 persen,” tegasnya.

Pertumbuhan kredit produktif tahun 2015 lalu sebesar  3,7 triliun dan mengalami pertumbuhan 16 persen  pada 2016. Hal tersebut akan semakin dimaksimalkan oleh Bank Bengkulu.

“Memang ada peningkatan pertumbuhan kredit produktif tahun 2015 ke tahun 2016, maka akan kami upayakan semakin meningkat di tahun ini,” jelas Agusalim.

Terakhir ia mengharapkan Bank Bengkulu terus mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar mampu menghasilkan laba bersih yang semakin maksimal serta memperoleh predikat buku 2.

“Tentunya kita semua berharap kinerja Bank Bengkulu ke depannya semakin maksimal agar mampu memperoleh predikat buku 2,” pungkasnya.(prw/Nico)