Bengkulu News #KitoNian

Mengenal Ogoh-Ogoh yang Dibakar Ketika Nyepi

Pada hari Nyepi umat Hindu akan melakukan intropeksi diri dengan berdiam diri selama 24 jam, selain itu ada serangkaian prosesi yang harus dijalankan. Salah satunya adalah pawai Ogoh-Ogoh yang digelar pada malam pengerupukan atau sehari sebelum Nyepi.

Ogoh-ogoh merupakan karya seni patung kebudayaan bali yang memiliki gambaran kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tidak terukur dan terbantahkan.

Ogoh-ogoh sendiri merupakan sosok yang besar juga mengerikan, biasanya berwujud raksasa maupun makhuk-makhluk hidup di Mayapada, Syurga serta Neraka. Seperti Naga, Gajah, Widyadari hingga menyerupai orang terkenal.

Sebenarnya Ogoh-ogoh sendiri tidak memiliki kaitan dengan upacara Hari Raya Nyepi.

Semenjak presiden menyatakan Nyepi sebagai hari libur nasional, masyarakat mulai membuat perwujudan onggokan yang disebut ogoh-ogoh. Budaya ini semakin tersebar ketika ogoh-ogoh diikutkan dalam Pesta Kesenian Bali ke XII.

Ogoh-ogoh sendiri melambangkan nyomia atau menetralisir Bhuta Kala, yakni unsur kekuatan jahat. Selain itu ogoh-ogoh memiliki makna keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu. Kekuatan tersebut dapat menghantarkan manusia menuju kebahagiaan atau kehancuran.

Biasanya ogoh-ogoh diarak setelah upacara pokok selesai dengan diiringi irama bleganjur atau gamelan khas Bali. Adapun rangkaian pawai dengan ogoh-ogoh, sebagai berikut :

  1. Para peserta upacara meminum minuman keras tradisional (arak) sebelum acara.
  2. Ogoh-ogoh diarak menuju sema atau tempat persemayaman umat Hindu sebelum dibakar dan pada saat pembakaran mayat).
  3. Setelah diarak keliling desa, ogoh-ogoh tersebut dibakar.
Baca Juga
Tinggalkan komen