
BENGKULU – Rombongan Lintas Komunitas dan Masyarakat Sipil Bengkulu mengecam keras tindak kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum TNI terhadap Anton, seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Seluma. Mereka mendesak agar pelaku pemukulan segera ditangkap dan diadili.
Muhammad Alfath, salah satu Pemuda Adat Serawai, mengatakan bahwa tuntutan ini merupakan bentuk solidaritas terhadap korban yang merupakan pelajar kelas 3 SMK di Seluma. Anton diduga mendapatkan pemukulan oleh oknum aparat TNI.
“Adik kita ini mendapat tindakan pemukulan yang indikasinya diduga dilakukan oleh oknum aparat TNI,” ujar Alfath.
Alfath menjelaskan bahwa Anton mengalami memar di bagian rahang kanan dan perut akibat pukulan tersebut.
“Ada memar di rahang pipi bagian kanan dan dia juga dipukul di bagian perut,” tambahnya.
Saat ini, lanjut Alfath, pihaknya masih melakukan pengecekan dan pendalaman lebih lanjut mengenai siapa oknum aparat yang terlibat dalam insiden tersebut.
Sebelumnya, Anton, seorang pelajar SMK di Seluma, menjadi korban pemukulan dan diangkut paksa oleh dua oknum tentara dan petugas keamanan PT PN VII unit Talo Pino, Seluma, atas tuduhan mencuri buah sawit milik perusahaan. Namun, tuduhan tersebut tidak terbukti, dan Anton akhirnya dilepaskan setelah 1×24 jam.
“Ternyata itu tidak terbukti dan akhirnya dilepaskan setelah 1×24 jam,” ungkap Alfath.
Sebagai bentuk solidaritas, Alfath dan sejumlah pihak lainnya mengutuk keras tindakan brutal yang dialami Anton. Mereka berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan dan ada kepastian hukum yang jelas.
“Harapannya juga ini menjadi kepastian hukum kedepannya jangan sampai ada hal-hal tersebut terulang lagi,” tutup Alfath.
Berikut Pernyataan Lintas Komunitas dan Masyarakat Sipil Bengkulu:
“Kami Lintas Komunitas dan Masyarakat Sipil Bengkulu mengecam keras pemukulan terhadap Masyarakat Adat Serawai Semidang Sakti, segera tangkap dan adili pelaku pemukulan.”
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!