Logo

Kelompok Makanan jadi Biang Inflasi di Bengkulu

BENGKULU – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat laju inflasi Bengkulu per Januari sebesar 0,54 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,85 pada Desember 2021 menjadi 107,43.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal mengatakan, inflasi ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan harga di beberapa kelompok pengeluaran. Namun kelompok tertinggi penyumbang inflasi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,24 persen.

“Masih ada di kelompok makanan. Kalau kita lihat di Bengkulu ini seperti ayam dan beras,” katanya, Kamis (3/02/2022).

Win menjelaskan, penyebab inflasi di kelompok pengeluaran dipicu oleh naiknya harga daging ayam ras, beras, bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras dan daging sapi, rokok kretek filter, pemeliharaan, pasta gigi, ayam hidup dan ikan tuna.

Kelompok ini memberikan andil inflasi 0,33 persen. Sementara kelompok lainnya seperti perawatan pribadi dan jasa sebesar 1,08 persen dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen dan pengeluaran kesehatan 0,47 persen dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen.

Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,41 persen dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen, transportasi sebesar 0,36 persen dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen dan pakaian sebesar 0,31 persen dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen.

Laju inflasi ini diimbangi dengan beberapa komoditas yang mengalami penurunan seperti harga cabai merah, tarif angkutan udara, jeruk, mainan anak, kentang, semen, batu bata, kelapa, besi beton dan biaya administrasi transfer uang.

“Tapi di sisi lain kelompok pengeluaran ini juga yang mengalami deflasi,” jelas Win.

Dengan angka inflasi sebesar 0,54 persen, Bengkulu menempati urutan ke 21 di wilayah Sumatera. Inflasi tertinggi di wilayah Sumatera terjadi di Sibolga sebesar 1,53 persen dan inflasi terendah terjadi di Bandar Lampung dan Tanjung Pinang sebesar 0,38 persen.