Logo

Guru yang Dianiaya di Rejang Lebong akan Dipindahkan Jika Alami Trauma

BENGKULU – Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Syahjudin Burhan menuturkan dalam kasus kekerasan yang melibatkan orangtua siswa dan guru di salah satu SMAN Rejang Lebong sangat disayangkan. Padahal tindakan guru tersebut adalah untuk memberikan petunjuk dan arahan dalam mendidik siswa dengan benar.

“Niat guru itukan bagus, memberikan arahan kepada anak. Sayangnya orangtua setelah mendapat laporan dari anak emosi dan menemui guru. Padahal orangtua bisa terlebih dahulu menyaring laporan dari anak, ini yang sangat disayangkan,” kata Syahjudin saat diwawancarai Bengkulunews.co.id Rabu (03/08/23) siang.

Teguran yang diberikan tersebut juga merupakan salah satu cara guru dalam membina siswa, agar benar secara moral dan pendidikan.

Menurutnya hal tersebut terjadi karena orangtua tidak menyaring atau mencari informasi secara detail, mengenai laporan anak. Sehingga dengan sigap langsung melakukan tindakan yang tidak benar.

Ia juga menegaskan dalam kasus ini Dikbud Provinsi Bengkulu akan terus mendukung guru yang menjadi korban hingga masalah tersebut selesai.

“Guru ini memiliki organisasi yakni PGRI maka sudah ada perlindungan. Dalam kasus ini masih kita pantau baik dari pihak berwajib maupun tim PGRI, bagaimana titik terangnya,” sambungnya.

Selain itu Ia menjelaskan jika kondisi korban sudah pulih maka akan dilihat apakah guru tersebut akan dimutasi atau tetap menjalankan tugas di sekolah tersebut. Pemindahan tugas atau mutasi tersebut dilakukan, jika korban yakni guru mengalami trauma. 

“Saya berpesan tolong kepada orantua, jika ada permasalahan di sekolah jangan cepat mengambil tindakan. Koordinasikan terlebih dahulu, sebab di sekolah guru merupakan orangtua murid. Yakin dan percaya kepada guru, mereka punya niat untuk memajukan siswa, jadi koordinasi terus berjalan informasi di rumah dan di sekolah saling keterbukaan. Sehingga keharmonisam di sekolah dan orangtua terjalin,” demikian Syahjudin.