Logo

Cara Asyik Edukasi Anak Siaga Bencana lewat Papan Permainan

Foto: Amiriyandi InfoPublik

Foto: Amiriyandi InfoPublik

JAKARTA – Predikt menciptakan papan permainan yang dikhususkan untuk memberikan edukasi kesiagaan menghadapi bahaya bencana kepada anak-anak dan keluarga. Ini sengaja dibuat sebagai media pembelajaran yang menyenangkan.

“Kami ingin board game itu menjadi salah satu sarana edukasi dan juga media edukasi bagi anak-anak dan keluarga,” kata Perwakilan Predikt, Daris Rafi Fauzan di panggung Rumah Resiliensi Indonesia, Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 di Bali, Kamis (26/5/2022).

Menurut Daris, anak-anak menjadi salah satu yang paling berisiko dan belum siap ketika terjadi suatu bencana. Oleh karena itu, diperlukan ruang diskusi untuk anak-anak dan orang tua terkait kesiapsiagaan bahaya bencana.

“Kita menginginkan agar belajar terkait bencana itu seru dan menyenangkan. Salah satunya adalah melalui board game,” terang dia.

Dia menyatakan bahwa Predikt menyediakan beberapa papan permainan siaga bencana seperti gempa bumi, banjir, gunung meletus, tsunami dan kebakaran. Melalui papan permainan, anak- anak, orang tua dan guru bisa duduk bersama untuk belajar terkait kesiapsiagaan bahaya bencana.

Salah satu media edukasi tersebut adalah “board game tsunami ready” yang menggambarkan tentang bahaya tsunami untuk kesiapan dan kesiagaan menghadapi bahaya tsunami. Board game tsunami ready merupakan sebuah permainan papan yang menggambarkan tentang bahaya tsunami dan kesiapan menghadapi bencana tsunami.

Melalui papan permainan, anak- anak, orang tua dan guru bisa duduk bersama untuk belajar terkait kesiapsiagaan bahaya bencana.

Rumah Resiliensi Gemakan Indonesia Tangguh Bencana

GPDRR ketujuh yang dilaksanakan oleh Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR) dan pemerintah Indonesia itu sendiri adalah forum global untuk mengkaji dan membahas kemajuan pelaksanaan Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana. Tema yang diangkat tahun ini adalah transformasi “Dari Risiko ke Ketangguhan: Menuju Pembangunan Berkelanjutan untuk Semua di Dunia yang Telah Berubah karena COVID-19”.

Sebagai bagian dari strategi komunikasi Indonesia yang menjadi negara tuan rumah maka digelar Rumah Resiliensi Indonesia (RR-I) sebagai prakarsa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama organisasi-organisasi masyarakat sipil dan lembaga-lembaga donor dan internasional di Indonesia serta lembaga usaha dan komunitas dengan dukungan penuh dari Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Bali (FPRB Bali).

Sekretaris Utama BNPB, Lilik Kurniawan, menyatakan rumah resiliensi bertujuan untuk menggemakan narasi Indonesia tangguh, mendukung pencapaian tujuan nasional, dan memperluas jangkauan GPDRR kepada para mitra pentahelix serta khalayak luas di Indonesia dan di dunia.

RRI berlokasi di Art Building Bali Collection yang lokasinya berjarak hanya 500 meter dari venue GPDRR. Selama minggu ini akan digelar 90 mata acara terkait penanggulangan bencana dan resiliensi. Di dalamnya ada diskusi, talk show, demo ketangguhan bencana sampai penampilan seni budaya.

Sementara itu, Koordinator Panggung Resiliensi Pujiono menjelaskan, Rumah Resiliensi Indonesia ini sungguh mencerminkan semangat gotong royong, sebagai modalitas sosial bangsa Indonesia, dan dijadikan branding nasional yang mendasari kerja sama penanggulangan bencana dari Indonesia untuk dunia.

Kegiatan panggung ini diselenggarakan secara gotong royong oleh sebelas Kementerian/Lembaga, hampir 40 LSM/CSO/Jaringan, 4 Universitas, 3 organisasi internasional (donor), 4 badan PBB, serta jaringan lembaga bisnis.

Titi Moektijasih Seorang Officer Kantor Urusan Kemanusaian PBB di Indonesia yang ikut memainkan peranan penting dalam penyelenggaraan Rumah Resiliensi, Titi Moektijasih menyebut bahwa Indonesia kaya pengalaman dalam menangani bencana mulai dari gempa, tsunami, banjir bandang, longsor, likuifaksi bahkan pandemi, dimana Indonesia termasuk salah satu negara yang cukup tanggap dan tangguh.

“Gotong royong banyak pihak yang membuahkan capaian penanggulangan bencana, respon kemanusaian dan penguatan ketangguhan ini perlu terus diperkuat sebagai suatu showcase kepada masyarakat global,” jelas dia.

Melalui pesan-pesan naratif, susunan acara, tata letak pameran, delegasi, para tamu undangan dapat mengikuti secara runut, diawali dengan, bagaimana komunitas tangguh, tumbuh dan berkembang, dengan adat dan budaya yang mendasarinya dan mampu menghadapi risiko, merespon bencana dan pulih lebih kuat.

Kemudian delegasi dan undangan akan dapat mendalami bagaimana sektor usaha kecil menengah dapat bertahan saat pandemi dan mampu bangkit kembali pascabencana.

Sementara stand-stand pameran akan menggambarkan tanggung jawab kolektif, manajemen kolaboratif penanggulangan bencana sebagaimana tertuang dalam Rencana Induk Penanggulangan Bencana Indonesia 2020 – 2024.

Dalam kaitan itu, Ketua Harian Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Bali, I Gede Sudiartha menggarisbawahi bahwa penyelenggaraan Rumah Resiliensi dan Global Platform yang diperkirakan akan melibatkan 5,000 orang tamu dari negara-negara dunia.

Ini menjadi bukti merupakan suatu pengakuan terhadap ketangguhan kehidupan sosial budaya dan ekonomi Provinsi Bali, dan sekaligus penanda kebangkitan pariwisata di Bali.

Rumah Resiliensi Indonesia dirancang sebagai jendela bagi masyarakat dunia untuk melihat dari dekat betapa Indonesia senantiasa diancam oleh bahaya bencana, dan dengan semangat gotong royong, hidup dengan risiko itu sementara terus bangkit dan menuju pembangunan berkelanjutan.

“Kami mengundang khalayak luas, rekan-rekan pegiat pengurangan risiko bencana, serta tamu-tamu internasional di GPDRR untuk mengunjungi Rumah Resiliensi Indonesia untuk melihat dari dekat penanggulangan dan ketangguhan bencana Indonesia,” tutup Puji Pujiono.

Sumber : Infopublik