Logo

Aliansi Anti Paru Hitam Bengkulu Tuntut Kemanan Buruh Batu Bara

Aliansi Anti Paruh Hitam menggelar aksi di simpang lima Kota Bengkulu. Foto : Maya

KOTA BENGKULU – Aliansi Anti Paruh Hitam Bengkulu, menyuarakan aksi nya menuntut kelayakan kemanan buruh yang bekerja di stockpile Batu Bara Pelabuhan Pulau Bai. Aksi digelar di Bundaran Simpang Lima Kota Bengkulu, Selasa (30/1/2018).

Mereka meminta pemerintah menyediakan alat pelindung yang memadai untuk pekerja dan mengeluarkan surat edaran, karena Batu Bara bisa menyebabkan energi kotor dan kerusakan dampak lingkungan.

Ali Akbar selaku ketua Aliansi Tolak Paru Hitam mengatakan, ada sekitar 150 ibu-ibu yang bekerja dan ditindas.

“Saat ini ada 150 ibu-ibu yang bekerja di stockpile dengan menggunakan kain biasa untuk menutup muka, kami tiap hari bersama mereka,” jelas Ali.

“Kata pihak Perusahaan, mereka sudah memberi pekerjanya masker, tapi selama mereka bekerja dua atau tiga tahun, paling dua kali mereka mereka di kasih masker, itupun masker yang tidak berkualitas,” sambung Ali.

Ali juga menceritakan keresahan para pekerja yang terkadang dari organ pernafasan nya mengeluarkan debu kotor.

“Kita ngobrol dengan mereka, mereka bilang kalo musim panas, pagi-pagi itu keluar dari lobang hidung mereka debu berwarna hitam, ini pekerjaannya gak benar,” imbuh Ali.

Selain itu, lanjut Ali, mereka juga menuntut agar pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara di Teluk Sepang yang saat ini tengah dalam tahap konstruksi agar segera diberhentikan.

“PLTU batu bara itu harus segera di hentikan, karena faktor nya banyak seperti hancur terumbu karang dan akan berdampak pula dengan meningkat nya potensi tsunami, selain itu juga bisa membunuh aktifitas ekonomi terutama nelayan,” demikian Ali.