Logo

Alasan Emoji Semangka Dipakai Sebagai Dukungan untuk Palestina

Buah semangka menjadi simbol solidaritas untuk Palestina di tengah konflik dengan Israel. Saat ini berseliweran unggahan di media sosial menggunakan gambar atau emoji buah semangka sebagai dukungan.

Arti emoji semangka ini menunjukan ekspresi yang menggambarkan dukungan terhadap Palestina.Gambar semangka dipakai untuk menghindari shadow banned di media sosial. Ini untuk menyamarkan konten dukungan tanpa mengurangi maksud dan tujuan utamanya.

Keunikan emoji semangka untuk Palestina terletak pada warnanya, saat semangka dibelah, nampak warna merah, hijau, putih, dan hitam yang sama dengan bendera Palestina.

Hal inilah yang membuat semangka populer digunakan sebagai pengganti bendera Palestina. Buah semangka salah satu buah yang tumbuh subur dan populer berasal dari Palestina. Semangka tumbuh di seluruh Palestina mulai dari Jenin hingga Gaza.

Semangka tersedia bagi para demonstran yang memprotes pendudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza. Para demonstran membawa irisan semangka sebagai pengganti bendera.

Pada tahun 1980-an, pemerintah Israel bahkan menyita seluruh karya yang mengandung warna merah, putih, hijau,dan hitam. Para pejabat Israel menutup 79 pameran seni di Ramallah yang mengandung unsur warna bendera Palestina.

Penggunaan semangka sebagai simbol sempat berhenti saat Israel mencabut larangan penggunaan bendera Palestina berdasarkan Perjanjian Oslo 1993. Pada Perjanjian Oslo tercantum pengakuan timbal balik antara Israel dengan Organisasi Pembebasan Palestina.

Pada tahun 2007, tepat setelah Intifada Kedua, seniman Khaled Hourani menciptakan lukisan The Story of Watermelon untuk sebuah buku berjudul Subjective Atlas of Palestine. Pada tahun 2013, ia mengisolasi satu cetakan dan menamakannya The Colours of Palestinian Flags, yang menjadikan karya tersebut mendunia.

Penggunaan semangka sebagai simbol muncul kembali pada tahun 2021, menyusul keputusan pengadilan Israel bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka dengan alasan pembuatan pemukiman.

Pada bulan Januari 2023, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir kembali memberi polisi wewenang untuk menyita bendera Palestina.

Hal ini kemudian diikuti dengan pemungutan suara pada bulan Juni mengenai rancangan undang-undang yang melarang warganya untuk mengibarkan bendera Palestina di lembaga-lembaga yang didanai negara, termasuk universitas.