Logo

Akses ke Lembaga Keuangan Tinggi Tapi Pengetahuan Rendah, Ini yang Terjadi di Bengkulu

BENGKULU – Direktur Jendral Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Usman Kansong mengomentari rendahnya tingkat literasi yang tidak sebanding dengan inklusi keuangan di Bengkulu.

Menurut Usman, perbedaan ini terjadi karena infrastruktur keuangan di Bengkulu menyebar lebih cepat daripada pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang keuangan.

“Itu terkait dengan infrastruktur. Perbankan sudah masuk sampai kampung-kampung, internet sudah masuk, orang bisa mengakses lembaga keuangan lewat tekhnologi atau internet,” katanya usai memberikan kata sambutan “Desaku Cakap Keuangan” dari wartaekonomi.co.id, Sabtu (24/02/2024).

Sementara, kata Usman, sosialisasi mengenai keuangan di Bengkulu masih minim. Ia menyarankan pihak-pihak yang berkaitan untuk memperbanyak kegiatan yang berhubungan dengan edukasi masyarakat tentang keuangan.

“Edukasi yang dilakukan, forum literasi seperti ini harus diperbanyak. Di Bengkulu itu kurang forum seperti ini,” ujarnya.

Edukasi bisa dibuat dengan cara offline seperti forum-forum sosialisasi maupun publikasi melalui media dan platform digital. Jika tidak segera dilakukan, masyarakat rentan terjebak pinjaman ilegal.

“Jadi kalau akses ke lembaga keuangannya tinggi tapi tidak terliterasi, bisa terjebak. Jadi harus diimbangi, pengembangan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusianya,” ucap Usman.

Diketahui, berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK), indek inklusi keuangan Provinsi Bengkulu selalu meningkat. Terakhir data inklusi keuangan Bengkulu mencapai 88,05 persen. Sedangankan literasi keuangan berada di bawah rata-rata nasional yakni 30,39 persen.