
BENGKULU – Forest Guardian (FG) Bengkulu, komunitas anak muda yang berdedikasi untuk melindungi hutan, telah menunjukkan komitmen nyata dalam upaya pelestarian lingkungan.
Dalam langkah terbarunya, komunitas ini menginisiasi program pemulihan hutan di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang mengalami degradasi akibat aktivitas ilegal, seperti perambahan lahan dan penebangan liar.
Hasil analisis spasial menggunakan citra satelit oleh Forest Guardian mengungkapkan bahwa sekitar 13,5 ribu hektar hutan TNKS di Bengkulu telah terdegradasi.
Selain dampak ekologis yang signifikan, TNKS juga memiliki nilai sosial dan budaya yang penting bagi masyarakat sekitarnya. Sayangnya, aktivitas illegal logging dan alih fungsi lahan terus mengancam keberlanjutan kawasan tersebut.
Menanggapi tantangan ini, Forest Guardian Bengkulu mengambil langkah proaktif dengan menggelar program penanaman di Desa Sumber Bening, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong.
Desa ini dipilih karena adanya kelompok masyarakat yang telah bermitra dengan pihak TNKS melalui skema pemulihan ekosistem.
Pada 29 Desember 2024, Forest Guardian menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk perangkat desa, Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL), Kelompok Tani Hutan (KTH), dan komunitas terkait lainnya.
FGD ini bertujuan memperkenalkan Forest Guardian kepada masyarakat dan menyusun nota kesepahaman untuk pelaksanaan program penanaman.
Keesokan harinya, pada 30 Desember 2024, kegiatan penanaman difokuskan pada pemulihan buffer zone TNKS. Sebanyak 725 bibit tanaman berkayu dan buah diberikan kepada masyarakat, terdiri dari 600 bibit alpukat siger dan 125 bibit kayu bawang.
Penanaman ini diharapkan mampu mengurangi laju kerusakan hutan sekaligus memberikan alternatif ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Kegiatan ini dimulai pukul 09.00 WIB dengan sambutan dari Eksekutif Daerah (ED) JPIK Bengkulu.
Acara seremonial melibatkan berbagai pihak, termasuk perangkat desa, kelompok perempuan peduli lingkungan, kelompok tani hutan, komunitas pecinta alam, dan Forest Guardian Bengkulu. Setelah itu, bibit pohon dibagikan untuk ditanam oleh masyarakat di lahan masing-masing.
Meliani, Bendahara KPPL Sumber Jaya, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini.
“Alhamdulillah, kami sangat senang menerima bibit ini. Semoga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan di masa depan,” ujarnya.
Ketua Forest Guardian Bengkulu, Ranti Ucreza, berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran kaum muda tentang pentingnya menjaga lingkungan.
“Kami mengajak semua lapisan masyarakat, terutama generasi muda, untuk berperan aktif dalam pelestarian lingkungan,” tegasnya.
Eksekutif Daerah JPIK Bengkulu, Martian, juga menekankan pentingnya kolaborasi antara Forest Guardian dengan institusi kehutanan untuk mencapai tujuan hutan lestari.
Langkah ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menjaga kelestarian hutan. Forest Guardian Bengkulu membuktikan bahwa dengan aksi nyata dan kolaborasi, lingkungan yang lebih baik dapat diwujudkan untuk generasi mendatang.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!