Bengkulu News #KitoNian

Transaksi Saham Dikenakan Bea Materai Rp 10 Ribu, Investor Bengkulu Santai

Foto, Kemenkeu

BENGKULU – Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menetapkan bea meterai Rp10.000 untuk transaksi saham di atas Rp10 juta. Kebijakan ini berlaku mulai 1 Maret 2022.

Aturan ini merujuk pada Undang-Undang (UU) Nomor 10/2020 tentang Bea Meterai dan Peraturan Menteri Keuangan No. 134/PMK.03/2021 tentang Pembayaran Bea Meterai.

Kepala Bursa Efek Indonesia Perwakilan Bengkulu, Bayu Saputra mengatakan bisa berpengaruh terhadap trader harian yang melakukan transaksi puluhan kali dalam sehari. Namun untuk investor di Bengkulu, kebijakan bea materai tidak berdampak signifikan.

“Karena yang transaksi Rp 10 juta per transaksi di Bengkulu itu belum banyak dibanding daerah lain, dan yang transaksi di atas Rp 10 juta jarang ada yang scalper di Bengkulu, jadi tidak terlalu berpengaruh,” kata Bayu pada bengkulunews.co.id, Senin (28/02/2022).

Bayu menjelaskan, kebijakan pengenaan bea materai pada transaksi saham merupakan bentuk keterlibatan investor dalam pembangunan negara. Sayangnya, jumlah investor di Bengkulu yang bertransaksi di atas Rp 10 juta masih terbilang sedikit.

“Secara kuantitas sebenarnya banyak, tapi kalau dibanding daerah lain ya masih kalah. Transaksi di atas Rp 10 juta dalam sehari ada puluhan orang di Bengkulu,” jelas Bayu.

“Mayoritas investor saham di Bengkulu itu generasi millenial yang transaksi biasanya masih di bawah Rp 10 juta sehari jadi tidak akan berdampak ke mereka,” ungkap Bayu.

Salah seorang investor Bengkulu, Randi Mareta mengaku tidak keberatan dengan aturan pengenaan bea materai. Senada dengan Bayu, ia menyebut rata-rata jumlah transaksi harian di Bengkulu tidak mencapai Rp 10 juta.

“Sebenarnya setuju saja. Soalnya bea materai itukan dikenakan untuk trading diatas Rp 10 juta. Sedangkan rata-rata trader (investor) Bengkulu ini transaksinya masih di bawah Rp 10 juta, karena sebagian besar mahasiswa dan pelajar.

Kebijakan ini dianggap tidak memberatkan investor khususnya di Bengkulu. “Kalau saya sih tidak terlalu berpengaruh,” demikian Randi.

Baca Juga
Tinggalkan komen