Logo

Sukseskan Tabot 2016, Pemprov dan KKT Kemas Acara Berbeda

bengkulunews.co.id – Pemerintah Provinsi Bengkulu dan KKT sepakat melebur acara ritual Tabot tahun 2016 ini. Kesepakatan itu didapatkan setelah dilakukan koordinasi secara intens oleh kedua belah pihak sejak 2 hari belakang.

Kesepakatan itu juga bertujuan mensukseskan Tabot tahun ini. Ritual Tabot yang akan berlangsung dari 01 sampai 11 Oktober 2016, akan dikemas secara berbeda menuju arah yang lebih baik.

“Hal – hal yang selama ini terjadi miss komunikasi, akhirnya kita bersepakat untuk menjaga ritual tabot itu sebagai prosesi budaya yang harus dijaga konsistensinya. Menjaga konsistensi budaya itu, kita kesampingkan hal – hal teknis yang justru menimbulkan permasalahan baru,” ungkap Plt Sekda Provinsi Bengkulu Sudoto, dalam pertemuan bersama KKT Bengkulu, pada Jumat siang (30/09), di Ruang Media Center Pemprov Bengkulu.

Sudoto menambahkan, dari pertemuan dengan pihak KKT selama 2 hari lalu, ada prosesi – prosesi yang akan dikolaborasikan antara ritual dan festival tabot tahun 2016.

“Kita dari pemprov ikut roundownnya KKT yang ritualnya tidak boleh didahului. Semua itu dimaksudkan untuk pebaikan kualitas perayaan Tabot,” demikian Sudoto.

Hal senada disampaikan Ketua Umum KKT Bengkulu A. Syafril. Menurutnya, infomasi atau pemberitaan selama ini yang menyebutkan bahwa pelaksanaan Ritual Tabot KKT dan Festival Tabot 2016 dilakukan terpisah, itu terjadi karena adanya miss komunikasi antara pemerintah daerah dan KKT. Namun setelah dilakukan koordinasi bersama Pemprov, KKT berkomitmen mensukseskan tabot 2016. Acaranya dikemas secara berbeda ke arah yang lebih baik.

“Benar kita telah sepakat untuk mensukseskan Festival Tabot 2016 ini. Terkait mencuatnya pemberitaan miring yang ada sejak beberapa hari lalu, itu hanya karena terjadi miss komunikasi saja,” ungkap Syafril.

Sementara itu ditambahkan Ketua Umum KKT Bengkulu A. Syafril, alasan dipilihnya Gedung Balai Adat Kota Bengkulu sebagai lokasi penjemputan pihak KKT pada pembukaan Festival Tabot 2016, adalah untuk mengoptimalkal peran Balai Adat tersebut sebagai pusat kegiatan adat masyarakat Bengkulu. Bukan yang terjadi selama ini, Balai Adat kurang dimanfaatkan, terlebih untuk kegiatan adat.

“Jadi kami ambil hikmahnya, Tabot kali ini menjadi momentum baru kita untuk menata peran Balai Adat dan kebudayaan Tabot, dan itu sangat direspon positif oleh Pemprov,” pungkas Syafril. (101/MC)