Logo

Pupuk Organik dari Daun Kering

PASTI pernahkan, melihat daun- daun kering bertebaran di sekitar kita? Tentu kita akan menganggap daun-daun tersebut hanya sampah saja yang mengotori jalan.

Di tempat kita tinggal tentu banyak dedaunan kering bertebaran tak terhingga. Biasanya dibersihkan dan dibakar, karena dianggap menganggu.

Namun tidak banyak yang menyadari bahwa daun-daun kering tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk orgaik (kompos) yang sangat mudah untuk didapatkan.

Sebelum itu, Kompos adalah hasil dari penguraian campuran bahan organik. Untuk mempercepat penguraian digunakan berbagai macam mikroba, yang dibuat kondisi lingkungannya hangat, lembab, aerobik maupun anaerobik.

Cara pembuatan pupuk kompos bermacam- macam, tergantung daengan jumlah, mutu dan bahan- bahan yang digunakan oleh si pembuat.

Pupuk kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat.

Memperbaiki struktur tanah dgan meningkatkan kandungan bahan organik yang akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air.

Aktivitas mikroba dalam tanah bermanfaat bagi tanaman dengan penambahan kompos. Mikroba membantu tanaman menyerap hara dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman.

Sekarang banyak pengembangan dalam pembuatan pupuk organik sebagai penganti pupuk kimia yang sudah mulai tereasa dampaknya.

Pupuk berbahan alami atau organik bersifat ramah lingkungan. Namun tidak banyak yang menyadari bahwa daun- daun kering tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk orgaik (kompos).

Selain itu bahan dasar daun kering ini sangat mudah untuk didapatkan.

Oleh karena itu, sebaiknya kita dapat memanfaatkan dedaunan tersebut sebagai pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas tanaman.

Cara pembuatan Pupuk organik berbahan dasar daun kering

1. Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu : Sekop, selang, daun kering dan daun segar, terpal, larutan EM4, ember, kayu, sabit/ gunting, kantong plastik hitam, martil, paku dan gergaji. Untuk larutan EM4, kalian bisa memperolehnya di toko pertania.

2. Memilih daun
a. Daun kering juga dicampurkan dengan daun yang masih segar (berwarna hijau). Dengan perbandingan 2 : 6.
b. Masukkan ke wadah yang telah disiapkan, untuk dihancurkan.

3. Penghancuran daun
Daun dicacah menggunakan sabit/ gunting, hingga tercacah sekecil mungkin (Hancur).

4. Pembuatan media kompos
Dibuat berbentuk kotak persegi, kemudian plastik hitam disesuaikan dengan bentuk wadah dan bagian bawah diberi lubang-lubang kecil sebagai penyaringan air serta sirkulasi udara. Agar tidak ditumbuhi jamur.
• Tempat meletakkan media diharapkan lokasinya tidak terkena sinar matahari langsung dan lembab.
• Usahakan lokasi luas dan mudah untuk dijangkau. Agar mempermudah proses penjagaan.

5. Pengomposan.
Siapkan tanah humus sebagai pelapisan. Sebelum daun dimasukkan ke media , masukkan sedikit tanah sebagai lapisan pertama. Kemudian dimasukkan daun yang telah hancur dan dilapisi lagi dengan tanah. Tahapan diulangi hingga daun habis. Setelah daun habis, bahan dipadatkan dan disiram EM4 yang telah dicampurkan dengan air. Kemudian media ditutup dengan terpal rapat- rapat. Biarkan selama 6 minggu. Penggunaan EM4 untuk mempercepat proses pengomposan.

6. Pengadukan kompos
Dalam proses pengomposan bahan harus diaduk/ dibolak balik agar mikroorganisme tercampur rata. Dan agar suhu pada saat pengomposan tetep terjaga yaitu 40 ° C. Pengadukkan dilakukan minimal 2 kali per minggu dan menyemprotkan sedikit air.

7. Kompos siap diaplikasikan
Ketika kompos telah berwarna cokelat tua yang seragam. Kompos siap untuk diaplikasikan.

Setelah semua proses pembuatan dilakukan, selanjutnya melihat ciri- ciri kompos yang dibuat. Telah menjadi kompos yang baik atau sebaliknya??

Ciri- ciri yang sudah jadi dan baik untuk digunakan adalah :
a. Warna kompos coklat kehitaman
b. Aroma kompos tidak menyengat, mengeluarkan aroma seperti tanah.
c. Jika dikepal akan menggumpal dan ditekan dengan lunak akan hancur dengan mudah.

Penggunaan Pupuk kompos sangat mudah dan praktis. Adapun cara penggunaan pupuk yang baik, yaitu :
a. Sebelum menggunakan, harus menyaringnya terlebih dahulu untuk memisahkan dari kotoran ataupun pupuk yang menggumpal.
b. Ketika membuka penutup media pengomposan maka tidak tercium bau tak sedap atau aroma yang aneh, begitupun teksturnya menyerupai tanah.
c. Seperti pupuk pada umumnya, pupuk organik dari daun kalian hanya mencampurkannya dengan tanah pada media tanam.
d. Pupuk dapat digunakan untuk berbagai macam tanaman, mulai dari tanaman hias, perkebunan dan lain- lain.

Keunggulan menggunakan pupuk organik adalah :
a. Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang menyerupai pengaruh sangat baik terhadap perbaikan fisik, biologis dan kimia tanah.
b. Pupuk organik mengandung unsur hara lengkap, yang lebih baik dibandingkan kondisi yang dimiliki unsur pupuk buatan (anorganik).
c. Pupuk organik mengandung asam- asam organik antara lain : humic, asam fulfic, hormon dan enzim yang tidak terdapat dalam pupuk buatan.
d. Pupuk organik tidak memberi dampak buruk terhadap lingkunga, malah sebaliknya.

Disamping keunggulan yang dimiliki, pupuk organik juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
a. Kandungan hara pupuk organik relatif kecil, sehingga jumlah pupuk organik yang akan diberikan harus relatif lebih banyak dibandingkan dengan pupuk anorganik.
b. karena jumlah yang digunakan banyak, menyebabkan biaya operasional untuk pengankutan dan implementasinya bertambah.
c. Tanah- tanah yang sudah miskin unsur hara dalam jangka pendek pemberian pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar menjadi beban biaya bagi petani, sementara itu reaksi atau respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik tidak sespektakuler pemberian pupuk buatan (anorganik).

Demikian cara pembuatan pupuk organik dari daun kering. Semoga dengan membaca artikel ini bisa membantu anda lama mengolah sampah daun disekitar kita. Terima kasih atas kungjungannya, jangan lupa share artikel ini supaya bermanfaat bagi teman- teman kita.(**)

Penulis merupakan Mahasiswi Program Studi Agroekoteknologi Universitas Bengkulu