Bengkulu News #KitoNian

Pentingnya Penanaman Nilai Toleransi Pada Anak di PAUD Patria Dharma Kota Bengkulu

 Penulis : Masnoni,S.Pd

PAUD PATRIA DHARMA

Menurut UNESCO sikap toleransi dalam keberagamaan adalah kunci dari persatuan suatu bangsa, toleransi merujuk pada sikap terbuka dan menghormati perbedaan yang ada di antara warga sekolah. Toleransi digunakan untuk menghargai perbedaan ras, agama, gender, disabilitas dan lain-lain. Indonesia sebagai negara multikultural, masih dekat dengan isu-isu intoleransi di dalam bermasyarakat. Intoleransi dapat memunculkan perpecahan dan menghancurkan kesatuan negar kita Indonesia yang lekat dengan istilah Bhineka Tungal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu.

Intoleransi tidak bisa dibiarkan terjadi kepada bangsa ini, maka dari itu penting untuk menanamkan nilai toleransi pada anak usia dini. Lingkungan yang intoleran secara tidak sadar membentuk perilaku dan pandangan anak-anak . Jika anak-anak tidak pernah ditanamkan untuk dapat menerima adanya perbedaan maka mereka tidak akan bisa belajar untuk menerima perbedaan.

Pada lima tahun pertama kehidupan anak yang merupakan masa golden age merupakan masa bagi anak untuk menerima sikap dan informasi yang ada di sekitarnya. Jika pada masa ini anak-anak diberikan informasi yang salah itu akan menjadi masalah yang besar yang akan sulit untuk diperbaiki di masa dewasa nanti. Anne Stonehouse mengatakan bahwa anak telah menyadari perbedaan pada orang lain sejak usia dini. Maka dari itu, penting untuk menanamkan nilai-nilai toleransi dalam bermasyarakat sedini mungkin.

Peran guru dalam hal ini adalah memberi contoh, seorang anak adalah refleksi dari diri orang tuanya, anak-anak usia dini adalah peniru yang baik, oleh karena itu sebagai guru kita perlu memperhatikan sikap tingah laku dan ucapan di depan mereka. Sikap toleransi parah pendidik memberikan dampak yang sangat kuat pada sikap anak, ketika pendidik bersikap toleran dan menghargai orang lain yang ada di sekitarnya yang berbeda, maka anak akan berpikir bahwa ia juga perlu memperlakukan teman-temannya seperti yang ibu gurunya lakukan. Begitu juga kebalikannya ketika anak-anak menyaksikan guru nya intoleransi terhadap orang-orang di sekitar nya mereka akan melakukan hal yang sama.

Memperkenalkan beragam budaya dan agama kepada anak adalah cara kedua bagi tenaga pendidik untuk mengajarkan toleransi. TK Patria Dharma adalah sekolah yang memiliki siswa dan guru yang beragam latar belakang, suku, ras, dan agama hal ini sudah merupakan salah satu media untuk anak dapat mempelajari artinya perbedaan di samping edukasi melalui pembiasaan anak dalam berdoa menurut agama masing-masing, video/film, mainan serta musik yang dapat memperkuat ingatan anak akan makna toleransi.

Penulis adalah Kepala Sekolah PAUD Patria Dharma

Adapun cara ke tiga adalah membentuk kemampuan mengelola emosi yang baik, menanamkan sikap toleransi kepada anak bisa dimulai dengan mengajari anak-anak keterampilan untuk mengelola emosi seperti menumbuhkan rasa empati mengendalikan diri sendiri dan pemahaman akan teman-teman nya, ketika anak-anak tidak dapat mengelola emosi dengan baik, sebagai manusia mereka akan cenderung melampiaskan perasaan terluka dan kecewa mereka dengan cara menyalahkan orang lain yang akan mengakibatkan timbulnya rasa benci dan sikap tidak toleran.

Sebagai tenaga pendidik, sangat penting untuk menanamkan nilai menghargai dan toleransi kepada anak  sedini mungkin. Anak-anak sekolah TK Patria Dharma nantinya akan menjadi sosok-sosok penerus bangsa. Bagaimana masa depan bangsa ini jika para penerus bangsa tidak mengenal toleransi dalam bermasyarakat ?

Di TK Patria Dharma terdapat begitu banyak perbedaan dari ras, agama, suku, dan sosial jika toleransi tidak diajarkan ini akan membentuk perilaku serta pandangan anak-anak untu di kemudian hari. Jika anak-anak diajarkan bisa menerima adanya perbedaan maka anak-anak tidak akan membedakan, mencela, atau mengutuk orang lain yang berbeda. Sebaliknya jika anak-anak yang terpapar pada prasangka buruk dengan temannya yang berbeda, dan tidak diajar untuk menerima orang lain, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang intoleransi yang akan mempengaruhi sosial emosionalnya.

Baca Juga
Tinggalkan komen