
Bengkulu – Untuk menangkal informasi serta pemberitaan HOAX, sekitar 30 orang mahasiswa baru di Universitas Bengkulu diberikan pembekalan dan Workshop Jurnalistik KMPL.
Workshop dengan tema Media Informasi Sebagai ” Komoditi Primer ” Urgensi Literasi Dikalangan Akademisi, diselenggarakan di Aula Dispora Provinsi Sabtu ( 5/10/19). Hadir sebagai pembicara dalam workshop Zaki Antoni Ketua PWI Bengkulu.
Selaku pembicara, Ketua PWI Bengkulu, Zaki Antoni mengatakan, bahwa dampak informasi-informasi yang tidak jelas masuk ke kelompok-kelompok yang tidak bisa meyaring informasi tersebut dengan baik, dapat membakar semangat orang untuk berbuat hal-hal tidak baik.
“Di-era tehnologi yang serba canggih saat ini tidak ada yang bisa disembunyikan dan tidak ada yang bisa sembunyi. Jadi tinggal kita yang harus memahaminya. Apakah kita akan berbuat positif atau negatif dengan menyikapi informasi-informasi di media sosial tersebut,” beber Zaki.
Dalam kegiatan yang sangat baik seperti ini, menurut dia, semuanya akan dapat belajar lagi agar kedepannya lebih bijak dalam bemedia sosial.
“Tetap berpikir kritis, tetap berpikir solutif. Dengan berlimpahnya informasi yang masuk setiap hari dalam diri kita. Membuat kita akan lebih bijak dan jernih dalam mencerna informasi-informasi yang masuk tersebut,” tambahnya.
Sementara itu, Rendi Wiranata Ketua Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sekretariat Ekonomi mengatakan, adapun tujuan workshop jurnalistik ini untuk memberikan pengetahuan terhadap informasi, serta pemberitaan yang ada di media massa maupun media sosial.
Saat ini, kata dia, media massa merupakan salah satu alat sebagai penggerak massa.
“Kondisi sekarang dengan teknologi yang canggih. Informasi sangat mudah didapatkan. Banyak juga informasi tersebut, langsung ditelan mentah. Sehingga sering terjadinya kasus makar maupun gejolak sosial, akibat dari pemberitaan atau informasi HOAK tersebut,” ungkap Rendi.
Perubahan sosial yang saat ini terjadi, menurut Rendi, salah satunya merupakan peran dari media baik cetak, elektronik maupun media sosial yang berkembang pesat saat ini.
Dengan adanya pendidikan jurnalistik ini, harap dia, akan memberikan pemahaman terhadap mahasiswa baru, terkait informasi dan pemberitaan mana yang memang benar dan positif, mana yang tidak benar atau HOAX.
Reporter : Yudi Arisandi
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!