Bengkulu News #KitoNian

Inovasi dari Limbah Kain Menjadi Aksesoris Rambut Cantik

BENGKULU – Limbah kain merupakan penyumbang nomor tiga sampah terbanyak di Indonesia. Selain sebagai penyumbang sampah terbesar, limbah kain juga mengeluarkam asap polusi yang tidak baik jika dibakar.

Namun tidak banyak juga beberapa penjahit yang mengelola sisa kain tersebut menjadi aksesoris maupun prodak lainnya. Seperti yang dilakukan Owner Mallna Indonesia sekaligus Souvenir by Mi, Dini Kurnia.

Dini mengelola sampah kain yang tidak digunakan oleh para penjahit untuk dijadikan aksesoris cantik, seperti kuncir rambut (Scrunchie) maupun dompet. Alasan awalnya karena sang Ibu sebagai penjahit memiliki banyak limbah kain, sehingga dari pada dibuang Ia ingin menginovasikannya menjadi produk cantik dan bermanfaat.

“Kita waktu itu bingung sisa bahan itu ada yang tidak terpakai, jadi sayang. Makanya kita coba bikin,” kata Dini saat diwawancarai Senin (04/12/24) siang.

Namun sayangnya olahan tersebut hanya diketahui oleh pelanggan tetapnya saja, walaupun sudah dipasarkan secara online. Belum lagi mengingat limbah yang ada lumayan susah untuk dicari.

“Sebenarnya untuk inovasi ini udah lama ya, cuman memang kita tidak booming. Karenakan limbah sendiri susah, untuk dapat juga tidak selalu ada. Kalaupun ada harus dipisahin dulu, mana yang bisa dipakai,” lanjutnya.

Nantinya dari limbah yang sudah didapatkan, akan disortir dan cuci bersih. Barulah Ia dan Ibunya mengelola dan menjahit kain tersebut menjadi berbagai aksesoris menarik dan cantik. Sehari Ia bisa menghasilkan 20 sampai 30 buah kuncir rambut (Scrunchie).

Dini saat ini memiliki stok kuncir rambut (Scrunchie) sebanyak ratusan buah dan untuk tas serut set berisi (Scrunchie dan dompet) sekitar 50 set. Harga jualnya juga murah, untuk Scrunchie anda hanya perlu uang tiga ribu rupiah/pcs. Sedangkan grosir minimal 50 pcs di harga dua ribu lina ratus rupiah. Untuk harga satu set tas serut + isinya di harga Rp50 ribuan.

Ia juga menuturkan untung yang didapat lumayan besar, mengingat bahan dasar tersebut tidak perlu merogoh modal besar. Dini berharap ke depannya bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat Bengkulu.

Baca Juga
Tinggalkan komen