Logo

Harga Terus Merosot, Petani Karet Alih Profesi Jadi Pemulung

bengkulunews.co.id – Anjloknya harga karet mencapai tiga ribu rupiah per kilogram membuat petani karet di provinsi Bengkulu semakin mengeluh. Tidak hanya mengeluh, bahkan ada yang beralih profesi menjadi pemulung, karena terdesak kebutuhan.

Seperti Ibu Udet, petani karet yang berasal dari Desa Taba Tembilang Kabupaten Bengkulu Utara. Ia beralih profesi menjadi pemulung. Alih profesi ini, ia lakukan karena harga karet sudah tidak bisa mencukupi kebutuhan pokoknya sehari-hari.

Udet memiliki kebun karet seluas satu hektare di Unit Lima, Giri Mulya, Bengkulu Utara. Dari satu hektare ini, menurut Udet hanya bisa menghasilkan 17 kilogram getah karet.

Jika harga karet hanya Rp 3.000, maka ia hanya mendapatkan lima puluh ribu per hari. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari, ia membutuhkan uang Rp 75 ribu.

Dengan memulung, Udet mengaku mendapatkan uang rata-rata delapan puluh hingga seratus ribu per hari. “Kalau cuaca bagus, saya bisa dapat rata-rata Rp 100 ribu,” ungkap Udet, kepada bengkulunews, Senin (29/8).

Meskipun malu dengan profesinya sebagai pemulung, tapi tidak membuatnya berhenti untuk mencari barang bekas, karena keterdesakan ekonomi.

“Sebetulnya saya malu dengan pekerjaan seperti ini. Tapi mau gimana lagi kebutuhan semakin mendesak,”

Ia berharap agar pemerintah secepatnya mencari solusi agar harga karet kembali stabil.(114)