Logo

Gubernur Bengkulu Tanda Tangani Dua Raperda

Gubernur Bengkulu Tanda Tangani Dua Raperda

BENGKULU – Gubernur Bengkulu bersama Fraksi-fraksi dan DPRD Provinsi Bengkulu sepakat dan menandatangani 2 Raperda yaitu Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Bengkulu TA 2023 (sisa perhitungan) dan RPJPD Provinsi Bengkulu tahun 2025-2045.

“Dua Rancangan Aturan Daerah, yang pertama terkait pertanggungjawaban APBD 2023 ini sisa lebih perhitungan anggaran telah disahkan, dan yang kedua Rancangan Aturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045, ini sudah disetujui, segara dalam waktu dekat akan kita sampaikan ke Mendagri untuk dilakukan pendapatan evaluasi, kalau sudah mendapatkan evaluasi, segera kita undangkan di lembaran daerah, tinggal nanti bisa langsung menjadi sebuah dasar untuk menyusun kebijakan pembangunan di Bengkulu, terutama Sisa Lebih Perhitungan Anggaran , inikan menjadi dasar kita untuk menyusun ABPD Perubahan,” kata Rohidin Mersyah Gubernur Bengkulu, pada Rapat Paripurna, Senin (01/07/2024).

Sedangkan Suimi Fales Fraksi PKB mengatakan bahwa dalam pendapatan untuk kedepannya harus di kelola dengan baik, sehingga APBD Provinsi Bengkulu semakin meningkat.

“Terkait dengan realisasi Pendapatan yaitu kita berharap bahwa untuk tahun 2025 banyak potensi-potensi pendapatan yang harus di kelola dengan baik, sehingga pendapatan APBD Provinsi Bengkulu semakin meningkat dan RPJPD tadi juga fraksi PKB setuju untuk dibahas lebih lanjut,” ujar Suimi.

Ia juga menambahkan bahwa ada beberapa catatan untuk Program Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) yaitu masalah zonasi pendidikan SD, SMP, SMA, serta Perguruan Tinggi untuk menjadi perhatian serius terkait Pemerintah Provinsi Bengkulu.

“Kita sepakat dua Raperda ini, untuk ditingkatkan menjadi Peraturan Daerah (Perda),” tegas Suimi Fales.

Kemudian Kata Edwar Samsi Fraksi PDIP mengatakan bahwa terkait angkutan Batu Bara sangat meresahkan, karena itu pihaknya juga menyampaikan langsung kepada Gubernur Bengkulu untuk ditindak lanjuti.

“Yang kita resahkan itu mereka melakukan penumpukkan kompoi , misalnya di terminal merigi, itu ratusan, kalau pagi itu kita lihat ratusan, terus tebat mono , di gunung , penuh dengan muatan,” ucap Edwar. (HANDI)