Bengkulu News #KitoNian

Gerakan Pemuda Rafflesia Bengkulu Dideklarasikan, 156 Pemuda Ikut Bergabung

Deklarasi Gerakan Pemuda Rafflesia Bengkulu di Wing Cafe Resto, Minggu (5/9/2021)

BENGKULU – Ratusan pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Rafflesia Bengkulu mendeklarasikan diri di salah satu Cafe Resto di Kota Bengkulu, Minggu (5/9/2021).

Ketua Gerakan, Topan Alvy Nicholas mengatakan, kelompok ini bertujuan untuk menghimpun pemuda dari berbagai latar belakang untuk saling membantu dan memotivasi untuk mencapai kesuksesan bersama.

“Seluruh pemuda dari latar belakang boleh bergabung,” kata Topan saat diwawancari media usai deklarasi.

Sebagai langkah awal, organisasi ini akan melakukan pelebaran ke daerah-daerah yang ada di Provinsi Bengkulu. Kelompok ini juga direncanakan bakal meluas hingga seluruh nusantara.

“Pertama kami akan membuat di setiap daerah lalu nantinya akan membuat di lintas Provinsi hingga seluruh Indonesia,” ujar Topan.

Langkah ini dibarengi juga dengan beberapa program taktis, seperti bantuan kepada UMKM, beasiswa pemuda serta program lain yang bersifat memajukan daerah.

Deklarasi Gerakan Pemuda Rafflesia Bengkulu di Wing Cafe Resto, Minggu (5/9/2021)

“Kami ada program pembagian ricebox. Jadi kita membeli dari UMKM yang terkena dampak pandemi Covid-19 lalu kita bagikan kepada warga yang membutuhkan,” sampai Topan.

Penasehat Gerakan Pemuda Rafflesia, Fauzan mengatakan, organisasi ini berfungsi untuk menghimpun pemuda dan organiasi di Bengkulu untuk menunjukkan eksistensi yang produktif.

“Gerakan ini nantinya berfungsi untuk bagaiman mahasiswa, pemuda dan beberapa organisasi yang lain bisa ada. Dalam artian produktif dan bangkit untuk memajukan ekonomi Provinsi Bengkulu,” ujar Fauzan.

Organisasi ini dibentuk untuk menunjukkan kiprah pemuda di Bengkulu. Salah satu penggagas berdirinya Gerakan Pemuda Rafflesia Bengkulu, Yogi Permadani mengatakan, peran pemuda berada pada posisi krusial untuk membangun daerah.

Yogi mengatakan, lahirnya gerakan ini dipicu oleh lemahnya peran kepemudaan di Bengkulu, terlebih saat bencana Covid-19 masuk ke Bumi Rafflesia.

“Latar belakang terbentuknya organisasi ini berawal dari kegelisahan kita terhadap diamnya pemuda di Provinsi Bengkulu. Kita ada tapi dikatakan tidak ada, karena kita tidak pernah bergerak. Kita hanya menunggu perubahan,” jelas Yogi.

Organisasi ini diharapkan dapat menjadi motor perubahan yang memicu semangat pemuda untuk bergerak.

“Dengan organisasi ini kita sendiri yang akan bergerak dan membuat perubahan itu,” demikian Yogi. (Red)

Baca Juga
Tinggalkan komen