Logo

Dilarang Pemerintah, Keluarga Kerukunan Tabut Berniat Gelar Festival dan Bazar Mandiri

Puluhan ribu pengunjung sesaki prosesi Tabut Tebuang. Foto, Dok.BN

Puluhan ribu pengunjung sesaki prosesi Tabut Tebuang. Foto, Dok.BN

BENGKULU – Ketua Sekretariat Tradisi Budaya Keturunan Keluarga Tabot Bengkulu, Oza Oktarino mengatakan tidak akan mengikuti keinginan pemerintah untuk menggelar perayaan tabut di dalam ruangan.

Sebagai gantinya, KKT sepakat untuk menggelar Festival Tabut secara mandiri. Fesitival ini akan diisi oleh bazar dan dilaksanakan secara terbuka.

“Kita adakan acara diluar itu, karena temen-temen sanggar dan tokoh-tokoh melakukan asprirasi. Mereka maunya festival itu, ada,” kata Oza pada Bengkulunews.co.id Senin (27/06/22) siang.

Modal dari pengadaan festival dan Bazar tersebut diambil dari sumbangan para anggota TB KKT. Dana yang dibutuhkan kurang lebih sebanyak Rp300 juta. Festival Tabut mandiri akan digelar dengan tema ‘Gerbang Kebangkitan Budaya dan Ekonomi Kreatif’.

Ia mengatakan festival tersebut memang harus dilaksanakan, karena pada tahun 2021 TB KKT mematuhi segala macam prokes yang berlaku, hingga pelaksanaan Ritual yang hanya diadakan di rumah saja.

“Dengan adanya Festival dan membuka bazar, ekonomi sudah mulai bergerak dari Lampung, Jambi, Palembang, Padang, Jakarta sudah datang ke Bengkulu. Dari mereka, kita dapat memancing ekonomi supaya bisa bergerak dari kondisi inflasi. Mungkin level atas tidak kerasa, tapi kami level bawah itu yang kerasa,” sambungnya.

Festival yang diiringi oleh Bazar ini, akan dilaksanakan di Kampung cina. Tepat pada tanggal 27 Juli 2022 hingga 7 agustus 2022. Acara ini memiliki berbagai lomba serta penampilan dari sanggar-sanggar yang ada di Bengkulu.

Festival dan Bazar ini rencananya akan dihadiri oleh Kedutaan Besar Indonesia, namun hal tersebut masih akan dikonfirmasi terlebih dahulu.

“Ada beberapa dubes juga, yang konfirmasih dengan kami. Untuk menanyakan jadwal kita, ada 10 dubes termasuk Iran, Irak, Turki. Kalau mereka datang, dapat menggali apa yang bisa digali di Bengkulu. Apa itu soal budaya, ekonomi bisa mereka bawa hingga keluar,” jelas Oza.

Tidak hanya itu pihak MUI (Majelis Ulama Indonesia), rencananya akan memberikan dana untuk kegiatan tersebut. Dana tersebut nantinya, digunakan untuk membuka beberapa titik stand makanan gratis.“MUI mendukung kami, dengan mengadakan pasar tradisional gratis. Jadi saya kemarin, minta ada mereka menyediakan dana, supaya nanti ada 4 sampai 5 titik jajan pasar. Seperti kue cucur pandan, dan lain-lain dikasih gratis. Mudah-mudahan saja program ini dapat berjalan,” tutur Oza.

Ia berharap Festival tersebut dapat berjalan dengan sukses dan kondisi cuaca juga mendukung jalannya acara. Serta Ia berharap, pedagang-pedagang dari luar berdatangan untuk bazar dan pedagang umkm di bengkulu juga ikut terlibat dalam Festival ini.

“Inilah pesta rakyat, jadi bukan lagi hanya milik keluarga tabot. Tapi milik masyarakat umum, masyarakat Bengkulu,” demikian Oza.