Logo
hasil panen

Bibit dan Pupuk Mahal, Petani Sisakan Hasil Panen untuk Pembibitan Baru

BENGKULU – Petani di areal persawahan Rawa Makmur Kota Bengkulu terpaksa menyisihkan hasil panen untuk pembibitan baru. Cara ini dilakukan untuk mengakali kenaikan haga bibit.

Salah seorang petani, Lia mengaku, hasil panen sawah miliknya terpaksa harus disisakan sebanyak tiga sampai lima kaleng gabah. Namun, pembibitan dengan cara ini dianggap tidak berkualitas baik.

“Ya gimana ya karna mahal ini tadikan jadinya kami untuk bibit itu diambil dari hasil panen, dipisahkan 3 sampai 5 kaleng untuk bibit tanam lagi. Makanya kualitasnya agak kurang karenakan bukan bibit yang baru dan bagus,” katanya pada bengkulunews.co.id, Jumat (11/02/2022).

Tidak hanya bibit, petani di Bengkulu juga diresahkan oleh kenaikan harga pupuk dan racun. Lia mengatakan, kenaikan harga pupuk mencapai 25 persen dari harga biasa.

“Untuk racun sama pupuk sekarang lagi mahal mbak, Racun aja harganya macam-macamlah mbak kita kemarin beli itu dari 85 ribu sampai 100 ribu mbak. Kalau untuk pupuk sekarang harganya 16 ribu perkilonya,” jelas Lia.

Lia berharap ada bantuan dari pemerintah mengingat para petani yang harus bercocok tanam dan siap siaga dalam menerima konsekuensi dengan hal-hal yang tidak diinginkan.

“Ya kasihan petani disini kalau bisa bantuan pemerintah seperti bibit dan pupukkan, karna juga kadang kalau air laut naik padi ini bisa mati mbak kita juga gak ada bibit baru jadi pemerintah bisa bantu untuk bibit baru,” demikian Lia.