Bambang Widjojanto : Bangun Soft Kompetensi Agar Keluar dari Keterpurukan Hukum Terbit : Oktober 6, 2019 - Penulis : Yasrizal - Kategori : Bengkulu Bengkulu – DR Bambang Widjojanto, SH, MH mengatakan, membangun soft kompetensi dan Integritas salah satu yang harus dilakukan agar bisa keluar dari keterpurukan hukum di Indonesia ini. Saat ini, menurut Bambang, yang baru dilakukan lebih ditekankan pada hard kompetensi. “Jadi yang tidak dibangun itu, soft kompetensinya. Tapi jika soft kompetensinya dibangun, maka akan nyambung dengan hard kompetensi. Orang pintar bagaimana melakukan prosedur administrasi pengadaan barang dan jasa. Tapi dia juga mempunyai kemampuan integritas. Ini tidak yang dibangun hard kompetensinya, sehingga menjadi tidak nyambung,” ujar Dosen Pasca Sarjana Adminstrasi Negara UI ini. Hal tersebut disampaikan oleh Bambang Widjojanto saat menjawab pertayaan salah seorang peserta seminar, terkait bagaimana membangun kultur anak bangsa saat ini. Pada acara Seminar Nasional, dengan Tema Keluar Dari Keterpurukan Hukum Indonesia, Kontruksi Hukum Pembangunan Ke Arah Welfare Sate. Dilaksanakan Sabtu ( 5/10/19) di Aula Rektorat Lantai 3. “Mumpung bicara di forum ini saya mendorong Universitas Hazairin untuk menonjolkan keunggulannya membangun soft kompetensi tersebut,” kata Bambang. Lebih lanjut, dikatakan Bambang, mari bangun karakter, sumber daya manusia mahasiswa. Menjadi satu formulasi dan dimasukka dalam soft kompetensi di dalamnya ada moralitas, spiritual dan budaya. “Sekarang ini itu yang sulit dilakukan. Kita mampu mencetak mahasiswa yang IPK nya tinggi. Tapi kita tidak bisa jamin orang dengan IPK tinggi memiliki integritas tinggi,” jelas dia. DR Yanto Sufriadi, SH. MHum dosen Pasca Sarjana Fakultas Hukum Unihaz Bengkulu mengatakan, saat ini yang masih menjadi pekerjaan rumah dan hutang bagi lembaga perguruan tinggi, lembaga pendidikan tinggi atau lembaga pendidikan di bawahnya, adalah bagaimana mewujudkan kultur atau budaya ini, supaya lebih baik, memilki kecerdasan moral, kecerdasan emosional dan spritual. “Pada prinsipnya saya setuju apa yang dikatakan Pak Bambang. Kalau saya lebih suka mengatakan perlunya pembangunan moralitas. Seperti yang sudah disampaikan pak Bambang tadi Soft Kompetensi tadi, kalau bahasa saya membangun moralitas, emosi dan spiritualnya,” pungkas Yanto. Ketika kita tidak mampu atau salah dalam mengembangkannya, lanjut dia, ini akan membuat semakin terpuruk ke depannya. “Dan kita akan kalah bersaing di luar. Sedangkan persaingan di dalam, akan bisa menimbulkan konflik horizontal sesama kita,” tambahnya. Ditegaskannya, ketika hukum gagal menciptakan keadilan yang dicita-citai masyarakat di satu negara. Maka tunggulah, revolusi akan pecah di negara tersebut. “Sudah banyak contoh yang terjadi,” kata Yanto Sufriadi. Dikatakannya, ketika moralitas hukum bertentangan dengan moralitas rakyat. Maka negara itu akan menjadi korban dihancurkan oleh rakyat nya sendiri. Reporter : Yudi Arisandi Nama * Email * Komentar * Kirim Komentar Δ Cegah Penyebaran Penyakit Ngorok Pada Ternak Sapi, Pemkot Usulkan Seribu Dosis Vaksin Perusahaan di Kota Bengkulu yang Mempekerjakan TKA Diminta Taati Aturan Citilink Resmi Layani Rute Bengkulu ke Tanah Suci BBM Subsidi di Bengkulu Cukup Jelang Nataru? PT Bimex Ngaku Siap Bantu Bangun Pulau Baai Ribuan Anggota KPPS di Kota Bengkulu Resmi Dilantik Cegah Penyebaran Penyakit Ngorok Pada Ternak Sapi, Pemkot Usulkan Seribu Dosis Vaksin Perusahaan di Kota Bengkulu yang Mempekerjakan TKA Diminta Taati Aturan Citilink Resmi Layani Rute Bengkulu ke Tanah Suci BBM Subsidi di Bengkulu Cukup Jelang Nataru? PT Bimex Ngaku Siap Bantu Bangun Pulau Baai Ribuan Anggota KPPS di Kota Bengkulu Resmi Dilantik