
Plt Direktur Bank Bengkulu memberikan santunan kepada anak yatim

Plt Direktur Bank Bengkulu memberikan santunan kepada anak yatim
BENGKULU – Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-54, Bank Bengkulu menunjukkan komitmen sosialnya melalui aksi nyata: menyantuni 1.000 anak yatim di berbagai wilayah di Provinsi Bengkulu. Tak sekadar seremoni, kegiatan ini menjadi langkah awal dari program jangka panjang yang akan mempererat hubungan antara institusi perbankan dengan masyarakat yang membutuhkan.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank Bengkulu, Iswahyudi, menyampaikan bahwa momen peringatan ini bukan hanya perayaan internal, melainkan juga panggilan untuk berbagi dan peduli.
“Kami ingin ulang tahun ini menjadi titik awal dari gerakan sosial berkelanjutan. Seluruh pejabat Bank Bengkulu, dari jajaran komisaris hingga kepala bagian di cabang, akan menjadi orang tua asuh bagi anak yatim,” ujar Iswahyudi, Senin (14/4).
Dalam program ini, setiap direksi dan komisaris akan membina minimal empat anak asuh. Sementara itu, para pimpinan divisi, wakil pimpinan divisi, dan pimpinan cabang diwajibkan memiliki dua anak asuh. Di tingkat kepala bagian dan kepala seksi, masing-masing akan bertanggung jawab terhadap satu anak asuh.
Langkah ini, menurut Iswahyudi, sejalan dengan semangat yang diusung oleh Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, dalam upaya membangun keadilan sosial melalui program “Bantu Rakyat”. Bank Bengkulu secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap program tersebut, sekaligus memperkuat peran sosial perbankan daerah.
Tak hanya menyantuni anak yatim, rangkaian perayaan HUT ke-54 Bank Bengkulu juga diwarnai dengan aksi donor darah. Kegiatan ini melibatkan pegawai dan nasabah sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap sesama.
“Bank Bengkulu bukan hanya tentang layanan keuangan, tapi juga tentang kehadiran yang memberi makna di tengah masyarakat. Kami ingin tumbuh dan bertransformasi bersama rakyat Bengkulu,” tutup Iswahyudi.
Melalui berbagai kegiatan sosial ini, Bank Bengkulu menegaskan bahwa transformasi institusinya tidak hanya terjadi pada aspek digital atau layanan, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan yang paling mendasar.
Tidak ada komentar.