
peringatan Hari Harimau se Dunia di kawasan hutan Madapi, Rejang Lebong, Jumat, 26 Juli 2024.
BENGKULU – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah meminta partisipasi aktif masyarakat untuk ikut menjaga habitat dan kelestarian Harimau Sumatera.”Keberadaan harimau adalah indikator dari hutan yang masih sehat,” katanya pada peringatan Hari Harimau se Dunia di kawasan hutan Madapi, Rejang Lebong, Jumat, 26 Juli 2024.
Karena itu, kata Rohidin, penting untuk melibatkan masyarakat dalam menjaga kawasan hutan agar tetap terjaga dan lestari. “Pemberian pemahaman yang baik kepada masyarakat bisa menjadi clue utama agar hutan tidak terancam,” katanya.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) Haidir menambahkan, saat ini populasi harimau Sumatera diperkirakan hanya tersisa 1.300 ekor yang tersebar di seluruh hutan pulau Sumatera. “Khusus di TNKS, paling cuma 130-140 ekor saja. Itu pun tersebar di empat provinsi (Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Riau),” katanya.
Dari itu, salah satu upaya yang efektif untuk menjaga habitat dan populasi harimau Sumatera adalah dengan membangun kolaborasi dengan masyarakat yang berada di dekat kawasan hutan. Menurut Haidir, sejak lampau masyarakat di tepian hutan telah memiliki keterikatan yang kuat dengan alam.
Sehingga secara alamiah, masyarakat telah memahami bagaimana pentingnya keberadaan hutan dan satwa yang ada di dalamnya. “Harimau disebut nenek, inyiak, datuk dan lainnya. Itulah bentuk penghormatan sekaligus bukti bahwa kita bisa hidup harmoni dengan alam,” kata Haidir.
Peringatan Hari Harimau se-Dunia di Bengkulu, digelar di kawasan hutan Madapi, Kabupaten Rejang Lebong sejak 23-27 Juli 2024. Dengan ragam rangkaian kegiatan mulai dari Sekolah Konservasi, Penanaman Pohon, Dialog Konservasi dan lomba Public Speaking, kegiatan ini diikuti oleh ratusan orang mulai dari kalangan mahasiswa, kelompok tani hutan, pegiat konservasi dan lainnya.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!