Logo

Turun Tanam, Harga Kelapa Naik

bengkulunews.co.id – Ada hal unik yang terjadi di kabupaten Lebong untuk musim tanam padi tahun ini, dimana terjadinya lonjakan harga buah kelapa parut sebagai konsumsi masyarakat. Harga buah kelapa yang biasanya dipasarkan seharga Rp.1500 – Rp.2500,-. Maka sejak bergulirnya musim tanam 2016 ini, berimbas naik menjadi Rp. 3000,- hingga Rp. 3500,- per buah. Seperti yang diungkapkan oleh Rianti, salah seorang ibu rumah tangga asal desa Tanjung Bunga kecamatan Lebong Tengah beberapa waktu yang lalu.

“Semenjak turun tanam padi harga buah kelapa parut sekarang menjadi mahal kalau biasanya seharga Rp.1500 – Rp.2500,- sekarang naik menjadi Rp. 3000,- hingga Rp. 3500,- per buah. Jadi ada kenaikan rata-rata perbuahnya menjadi Rp.1500,-. Jelas ini agak sedikit memberatkan kami ibu rumah tangga yang mana kelapa parut untuk santan termasuk penting untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari,” ujar Rianti.

Ditambahkan Rianti, naiknya harga buah kelapa parut terjadi akibat langkanya buah kelapa yang dijual di pasaran yang diakibatkan oleh perkebunan kelapa yang menjadi konsumsi masyarakat letaknya ditengah areal persawahan yang sekarang tengah dipenuhi oleh bibit padi yang telah memasuki umur 20 hari-an, sehingga sulit untuk mengambil buah kelapa.

“Naiknya harga buah kelapa parut akibat dari mulai masuknya musim tanam padi disebabkan kebanyakan pohon kelapa adanya ditengah areal persawahan yang bibit padinya sudah berumur 20 hari-an dan jika diambil buahnya dikhawatirkan akan menyebabkan padi akan rusak akibat tertimpa buah kelapa. Tapi biasanya, habis panen nanti harga buah kelapa akan berangsur normal, Cuma sekarang agak sedikit berhemat menggunakan santan kelapanya, dengan kata lain musim tanam tahun ini, pacekliknya agak semakin terasa dengan adanya kenaikan berbagai barang seperti kenaikan harga cabe dan buah kelapa parut, harapan kami masyarakat agar harga-harga komoditi konsumsi masyarakat jangan sampai melonjak tajam, naik ya naik kita maklumi mungkin memang sudah waktunya, asal jangan terlalu memberatkan masyarakat saja, kita kan tidak tahu apa-apa yang kita tahu harga murah terjangkau oleh masyarakat” demikian Rianti.

Dilain pihak, kenaikan harga buah kelapa di kabupaten Lebong, dipicu mulai banyaknya para “toke” kelapa yang berasal dari luar kabupaten Lebong yang membawa kelapa Kabupaten Lebong keluar daerah Lebong, seperti yang diungkapkan Sairin, salah seorang toke kelapa yang berasal dari Curup “kelapa Lebong memang banyak kami cari dan kami kumpulkan untuk dibawa ke Curup, karena permintaan konsumen memang sedang naik,” demikian Sairin. (118)