Logo

Stunting di Bengkulu Meningkat, Enam Daerah Terdampak

BENGKULU – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI dr. Hasto Wardoyo, mengatakan menjelang Indonesia Emas, Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia harus memiliki SDM yang berkualitas, agar pencegahan stunting di Indonesia menjadi sangat penting.

Hasto menyebutkan tahun 2020 adalah puncaknya kenaikan stunting, hal tersebut sering disampaikan Presiden RI dalam pidatonya yang mengatakan SDM Indonesia harus berkualitas bagus.

“Puncaknya di 2020, artinya beban kita sudah cukup berat setelah 2020 karena sudah banyak lansia-lansia, usai 2020 di Bengkulu ini betul-betul defensi rasionya meningkat karena jumlah remaja produktif semakin berkurang sedangkan populasi lansia mendominasi,” kata Hasto dalam sambutannya pada Rakerda Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Bengkulu di Hotel Mercure, Rabu (08/05/2024).

Akibat kenaikan stunting ini, Hasto berharap untuk lebih menggalakkan lagi program KB, kalau KB bagus, resiko stuntingnya kecil, dan meningkatkan pemakaian alat lontrasepsi.

Ditambahkan Sekretaris BKKBN Provinsi Bengkulu, Nesianto, ada 6 daerah di Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan stunting, yakni Kabupaten Rejang Lebong dengan 28,6 persen, Mukomuko 27,1 persen, Seluma 26 persen, Bengkulu Selatan 24 persen, Bengkulu Tengah 23,2 persen  dan Provinsi Bengkulu 20,2 persen.

Ada juga empat daerah di Provinsi Bengkulu yang mengalami penurunan stunting, yakni Kota Bengkulu 6,2 persen, Kabupaten Lebong 15,7 persen, Kepahiang 22,1 persen, dan Bengkulu Utara 21,6 persen.

“Kita dari BKKBN sudah cukup upaya kita lakuakan, sampai ada evaluasi dari BPKP termasuk di luar Kabulaten dan 1 Provinsi, kemungkinan besar itu disebabkan beberapa kegiatan yang mungkin tidak mengenai ke sasaran,” tambah Nesianto.

BKKBN akan menggalakkan keseluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu untuk berfokus utamanya yaitu intervensi ke Ibu hamil, Ibu menyusui dan nantinya akan menfokuskan dengan resiko apa yang belum optimal.