

BENGKULU – Menjelang Idul Fitri, sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Bengkulu mengalami kekosongan stok Pertalite. Berdasarkan pantauan di lapangan pada Minggu (30/3/2025), warga yang antre di SPBU terpaksa membeli Pertamax yang harganya lebih mahal untuk mengisi bahan bakar kendaraannya.
Beberapa SPBU yang tidak lagi melayani pengisian Pertalite antara lain SPBU Kandang, SPBU Bumiayu, SPBU KM 8, dan SPBU KM 6,5.
Stok BBM di SPBU tersebut telah habis sejak Sabtu (29/3/2025) malam akibat lonjakan permintaan dari warga yang hendak mudik dan bersiap menyambut Lebaran.
“Terakhir tadi malam masih ada. Sejak pagi ini, kami sudah tidak melayani pembelian Pertalite karena stoknya habis,” ungkap seorang petugas SPBU di KM 8.
Hendra, salah satu warga yang antre untuk mengisi BBM, mengaku sempat khawatir dengan kabar kemungkinan Bengkulu mengalami krisis BBM. Ia yang biasa membeli Pertalite kini terpaksa mengisi Pertamax karena tidak ada pilihan lain.
“Besok sudah Lebaran, saya mau pulang kampung. Mau tidak mau harus antre Pertamax,” ujar Hendra.
Menurutnya, lebih baik membeli Pertamax di SPBU ketimbang Pertalite eceran yang harganya mencapai Rp 13 ribu per liter, hampir setara dengan harga Pertamax di SPBU.
Kekosongan stok Pertalite ini diduga disebabkan oleh kendala distribusi BBM di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu. Sejak Jumat (28/3/2025), pendangkalan alur di dermaga menyebabkan gerbang masuk pelabuhan tertutup, sehingga suplai BBM ke Fuel Terminal Pulau Baai terganggu.
Situasi ini mendorong Pertamina untuk menetapkan status darurat level 1 di Fuel Terminal Pulau Baai. Akibatnya, stok BBM di Bengkulu diperkirakan hanya cukup untuk tiga hari ke depan.
Jika permasalahan alur distribusi ini tidak segera teratasi dalam waktu tiga hari, Bengkulu terancam mengalami kelangkaan BBM yang lebih parah.
Tidak ada komentar.