Logo

Si Ungu dengan Rasa Khas, Tawarkan Sensasi Baru di Lidah

BENGKULU – Ubi ungu merupakan hasil bumi yang banyak dikenal di masyarakat pedesaan. Makanan ini banyak mengandung serat dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Biasanya ubi ungu kebanyakan diolah dengan cara direbus. Namun, siapa sangka ubi ungu ini bisa diubah menjadi olahan minuman manis, seperti yang sedang populer di kalangan milenial saat ini.

Es ubi ungu milenial ini sudah ada di Bengkulu. Pemiliki ubi ungu milenial, Tia Juniadika mengatakan bahwa ide bisnis ini berawal saat ia melihat kaum milenial yang kebanyakan hobi berbelanja.

“Tahun 2023 ini saya lihat kaum milenial ini sangat suka jajan dan makan, oleh karena itu saya memutuskan untuk membuat inovasi baru yang berbeda dari pada yang lain sehingga tercipatlah ubi ungu milenial,” ungkap Tia kepada Bengkulu News,co.id, Selasa (17/10/2023).

Es ubi ungu milenial ini didominasi rasa manis dan sedikit gurih. Taburan kejunya melimpah sehingga menimbulkan sensasi yang khas dan segar saat dinikmati. Es ubi ungu milenial ini juga bisa dijadikan sarapan.

“Biasanya ada beberapa ibu-ibu maupun bapak-bapak yang menjadikan es ini sebagai sarapan, karena kita juga menyediakan yang tanpa es,” ungkapnya.

Selain rasanya yang nikmat dan segar, harganya terbilang cukup murah. Untuk satu cup besar dibandrol dengan harga Rp 10.000 dan cup kecil Rp 5.000. Dengan harga murah tersebut tak heran jika kalangan milenial di Bengkulu silih berganti untuk mencicipinya.

Meski terbilang cukup baru, es ubi ungu milenial ini sudah sangat ramai didatangi pengunjung. Bahkan setiap hari mereka bisa menjual 500 cup es ubi ungu milenial. Es ubi ungu milenial ini buka setiap hari dari jam 09.00 WIB sampai jam 17.00 sore.

Tia mengaku dirinya sangat bersyukur, karena saat ini pecinta es ubi ungu milenial ini bukan hanya dari kaum milenial saja, tetapi sudah banyak dari berbagai kalangan yang datang, baik ibu-ibu, bapak-bapak maupun dari perkantoran.

“Alhamdullilah sekarang pecinta es ubi ungu ini sudah banyak juga di berbagai kalangan, entah itu ibu-ibu maupun bapak-bapak,” tutupnya.