Bengkulu News #KitoNian

Penjahit di Barokoto: Bertahan Karena Langganan dan Kalah oleh Toko Online

BENGKULU – Dedi (43) salah satu pemilik penjahit di pasar Barokoto sudah membuka usaha ini sejak tahun 80 an. Usaha tersebut dibuka oleh sang ayah dan diturunkan oleh dirinya, sayangnya sekarang situasi di pasar Barokoto semakin sepi pengunjung.

Menurutnya hal tersebut terjadi sejak penjualan online mulai berkembang, sehingga UMKM kecil sudah tidak dilirik oleh masyarakat lagi. Walaupun begitu, dirinya masih memilih untuk bertahan di tempat tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup.

”Ya kita bertahan juga di sini, karena memang untuk memenuhi hidup. Pengunjung yang datang ya langganan, kalau tidak ada mereka susah juga kita bergerakkan,” kata Dedi pada Bengkulunews.co.id Selasa (28/02/23) siang.

Belum lagi perbulannya Ia harus membayar sewa ruko sebesar Rp180 ribu, sedangkan pendapatannyapun tidak menentu. Dalam seminggu Ia hanya mendapatkan uang sebesar Rp100 hingga Rp200 ribu saja.

Ia juga menuturkan bahwa seharusnya pemerintah dapat memperhatikan usaha kecil dan terpelosok, namun hingga saat ini belum ada satupun bantuan datang.

Padahal sebelumnya pemerintah akan menjanjikan bantuan bagi UMKM, namun jika diperhatikan justru tidak tepat sasaran. Bantuan tersebut diberikan pada usaha yang sudah besar, sedangkan usaha kecil tidak terjamah. Ditambah Kerjasama antar sekolah dan beberapa penjahit ternama, membuat lapak kecil tersisihkan.

“Kalau dulu janjinya pemerintah untuk baju seragam kembali ke daerah masing-masing, tapi sudah 10 tahun ini belum ada realisasinya. Bantuan UMKM yang katanya mau dijanjikan juga tidak ada sampai sekarang,” jelasnya.

Sehingga kehidupan untuk ekonomi lokal seperti dirinya tidak ada, padahal mereka juga membutuhkan hal tersebut sebagai tonggak pertahanan. Kini Ia hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah dapat memperhatikan setiap usaha kecil yang ada.

“Harapan kami pasar ini bisa dikembangkanlah untuk kedepannya, biar bisa maju juga usaha ini. Kalau kami selaku pedagang, cuman bisa bertahan lagi,” demikian Dedi.

Baca Juga
Tinggalkan komen