Logo

Memodifikasi Tangki Pada Kendaraan Ternyata Membahayakan, Mengapa Masih Banyak yang Melakukan, Ini Alasannya

SPBU. Foto, Cindy/BN

SPBU. Foto, Cindy/BN

BENGKULU – Kebakaran yang terjadi di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) Kilometer 8 Kelurahan, Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu diduga akibat tangki pada mobil jenis Toyota Kijang dimodifikasi untuk mengunjal BBM. Jika ditelusuri, dengan memodifikasi tangki pada kendaaran agar lebih banyak menampung bahan bakar minyak justru sangat membahaykan. Mengapa masih saja banyak yang melakukan hal tersebut?

Untuk mengetahui apa alasan dan bagaimana para pelaku melancarkan aksinya dalam mengunjal BBM, Bengkulunews mencoba mencari informasi kepada salah satu pengunjal dan penjual bensin eceran di daerah Jalan Pariwisata Kota Bengkulu. Ia mengaku sebelum melakukan pengisian BBM, ia terlebih dahulu mendaftarkan kendaraannya di aplikasi MyPertamina.

Kendaraan yang digunakannya adalah mobil jenis Grandmax dan dapat menampung 40 liter bahan bakar. Biasanya pengunjal mengisi kendaraan full tank. Lalu sebanyak 35 liter dikeluarkan. Setelah itu barulah dipindahkan pada jeriken kecil berkapasitas satu sampai lima liter.

“Jangan dikeringkan mobilnya, sisakan lima liter biar mobil gak rusak. Jangan pakai motor,” tuturnya, Selasa (23/8).

Baca Juga : Tangki Mobil Dimodifikasi Diduga Jadi Penyebab Kebakaran SPBU

Untuk modal usahanya ini, ia menghabiskan setidaknya Rp300 ribu dalam sekali pengisian kendaraan agar full. Ia dapat mengunjal dari tiga SPBU yang berbeda dalam sehari.

Keuntungan yang didapat juga lumayan, bayangkan saja harga bensin dijual Rp10 ribu perliter. Jika sehari ia dapat menjual 35 liter maka pendapatannya sebesar Rp350 ribu, dipotong modal Rp300 ribu maka hasil bersih adalah Rp50 ribu.

Sementara jika mengunjal menggunakan kendaraan roda dua, biasanya motor yang digunakan jenis Suzuki Thunder, namun kapasitasnya tidak terlalu bisa menampung banyak BBM.

Baca Juga : SPBU KM 8 Terbakar, Satu Unit Kijang Tahun 90an Ikut Hangus

Jika ditelusuri lebih dalam, tangki mobil jenis Grandmax yang digunakannya masih standar bukan modifikasi. Pengunjal merasa takut bila menggunakan tangki modifikasi.  Selain membahayakan juga membuatnya tertangkap basah melanggar aturan yang ditetapkan.

Untuk memodifikasi tanki ia tidak melakukannya di bengkel. Kebanyakan mereka membuatnya sendiri. Sehingga keamanan tanki modifikasi sangat minim, belum lagi jika ada hasil pengelasan tidak rapi akan menyebabkan kebocoran.

Itulah mengapa resiko menggunakan tanki modifikasi bagi pengunjal sangat besar, selain itu dapat membuat mobil cepat rusak akibat tekanan yang melebihi kapasitas.

Rupanya operasi ini sudah dijalankannya selama kurang lebih 10 tahun, selain mengunjal dan menjual BBM ia juga memiliki warung kecil-kecilan.

Baca Juga : Pemilik Mobil yang Terbakar di SPBU KM 8 Ikut Terbakar, Kini Dirawat di Rumah Sakit