Logo

Lindungi Masyarakat dari Dampak Film Negatif, LSF Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri

Lembaga Sensor Film epublik Indonesia mensosialisasikan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Bengkulu

Lembaga Sensor Film epublik Indonesia mensosialisasikan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Bengkulu

BENGKULU – Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia mensosialisasikan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Bengkulu, Senin (27/05/2024).

Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri ini menjadi salah satu program prioritas dari LSF yang sudah dilaksanakan melalui berbagai bentuk, sebagai upaya melindungi masyarakat dari dampak negatif film.

“Gerakan Sosialisasi Budaya Sensor Mandiri ini bagian dari perkembangan tugas dan tanggung jawab lembaga sensor film yang mempunyai fungsi masyarakat dari dampak negatif film,” kata Ahmad Yani Basuki, Ketua Komisi II LSF RI.

Ahmad menambahkan, seperti diketahui dengan berkembangnya teknologi saat ini, film tidak hanya bisa ditonton di bioskop. Kini kata Ahmad juga bisa ditonton melalui handphone oleh siapapun, baik yang tua maupun yang masih anak-anak.

“Salah satu persoalan terkait dengan film ini adalah dengan dampaknya tadi ternyata film tidak hanya bisa ditonton melalui bioskop, berkembangnya teknologi juga bisa melalui handphone,” ujarnya.

Hal itulah yang membuat LSF menggencarkan sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri tersebut, agar masyarakat khususnya anak-anak mampu memilih tontonan yang positif.

Sementara Pemerintah Kota Bengkulu mengaku sangat mendukung kegiatan LSF ini. kedepan pemerintah bakal mensosialisasikan gerakan menonton sesuai umur tersebut melalui guru-guru di sekolah.

“Iya ini kegiatan temanya sangat baik ya. Kita selaku Pemerintah daerah tentu akan mendukung. Saya akan mensosialisasikan bagaimana masyarakat Bengkulu bisa menonton sesuai umur,” tutup Arief Gunadi, Pejabat Walikota Bengkulu.