Logo

Ketersediaan Oksigen Cair di Bengkulu Belum Aman

Sekretaris Daerah Hamka Sabri usai menerima bantuan tabung oksigen di Bapelkes Bengkulu, (21/8).

Sekretaris Daerah Hamka Sabri usai menerima bantuan tabung oksigen di Bapelkes Bengkulu, (21/8).

BENGKULU – Kendati ketersediaan oksigen cair di Rumah Sakit (RS) Rujukan COVID-19 Bengkulu masih aman namun belum ideal merujuk pada aturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Hal ini untuk mengatasi jika terjadi lonjakan kasus. Saat ini, sudah tersedia 800 tabung oksigen. Tapi merujuk pada kebutuhan normal, masih membutuhkan penambahan 400 tabung lagi.

Pemerintah provinsi (Pemprov) Bengkulu terus bekerja keras melakukan upaya dan koordinasi dengan pusat agar tidak sampai kekurangan terhadap oksigen terjadi sebagai wujud antisipasi jika terjadi lonjakan kasus.

“Alhamdulillah malam ini Pemprov menerima bantuan berupa oksigen konsentrator dari Kemenkes RI sebanyak 169 unit,” terang Sekretaris Daerah Hamka Sabri usai menerima bantuan di Bapelkes Bengkulu, (21/8).

Tambah Hamka, jika terjadi lonjakan kasus tinggi, otomatis kebutuhan terhadap tabung oksigen makin banyak, sementara jumlah yang tersedia belum mencukupi. Maka oksigen konsentrator ini dapat menjadi alternatif jika terjadi kekurangan oksigen.

“Kebutuhan oksigen di RS Rujukan Covid memang masih kurang jika diukur dari tingkat kebutuhan harian. Untuk itu, bantuan ini sangat patut kita syukuri karena sangat membantu,” terang Hamka.

Bantuan oksigen ini, lanjut Hamka, akan langsung didistribusikan ke seluruh RS Rujukan COVID-19 se provinsi Bengkulu.

Ke depan Hamka berharap, Pemprov bisa mendapatkan lagi tambahan bantuan yang sama dari Kemenkes RI karena masih dirasa kurang.

Kendati Bengkulu mendapatkan bantuan pengisian tidak terbatas dari PT Pusri, Sumetara Selatan (Sumsel), Hamka menegaskan bahwa Pemprov belum memiliki armada pengangkut oksigen cair tersebut. Sehingga hal ini menjadi dilema tersendiri dalam memenuhi kebutuhan oksigen di Bengkulu.

Selama ini, oksigen cair dari Sumsel diangkut dengan bantuan pihak ketiga yaitu PT. Maju Bersama dan PT. Bengkulu Gasindo Sumatera.

“Selama ini mengadalkan rekanan kita PT. Maju Bersama dan PT. Bengkulu Gasindo Sumatera dan itu sangat terbatas,” tutup Hamka.